Siapa sih yang ‘nggak’ pengin sukses? Pasti semua mau dong. Bahkan tujuan manusia dalam hidup ini adalah mencapai kesuksesan, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Tapi sebagai manusia biasa dengan segala keterbatasan, kadang kita menemui jalan buntu. Rasanya untuk mencapai sukses yang diidamkan susah sekali. Boro-boro mendapatkan karir bagus, bisa bertahan kerja di suatu tempat rasanya sudah sangat beruntung. Terlebih di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit ini.
Kondisi begini tak jarang menimbulkan ‘stagnasi’, semangat mengendor dan gairah seakan pudar. Kesuksesan yang dicita-citakan sepertinya cuma impian belaka. Di saat-saat begini rasanya tak ada ‘stimulus’ untuk melangkah menuju kesuksesan. Tapi stop! Jangan manjakan rasa pesimis anda. Apapun kondisinya masih ada jalan menuju sukses. Caranya? Yaitu dengan mencari sumber inspirasi sukses. Inspirasi tertentu konon dapat menggugah semangat kita untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
Mau tau nggak apa aja sih sumber inspirasi sukses itu? Ternyata menurut pengakuan beberapa orang sukses, ada empat sumber inspirasi sukses bagi mereka, simak deh:
* Kisah-kisah sukses di sekeliling anda
Kalau anda mau mengakui, sebenarnya banyak contoh sukses di sekeliling anda. Nggak perlu jauh-jauh, di keluarga anda mungkin ayah anda termasuk orang yang sukses dalam karirnya. Atau mungkin ada tetangga anda yang cukup sukses berwiraswasta. Atau lihatlah bos anda yang cukup sukses memimpin anak buah dan perusahaan. Tanyakan pada mereka atau amati bagaimana perjuangannya meraih sukses. Mungkin anda bisa meniru cara mereka menggapai sukses. Bukankah meniru jejak mereka yang sukses adalah hal positif?
* Kisah sukses public figure atau orang terkenal
Coba anda ikuti kisah sukses seorang tokoh terkenal yang menjadi idola anda. Bisa Bupati, Gubernur, politisi, pengusaha bahkan artis dan mereka – mereka yang berhasil melewati masa suram dalam hidup mereka dan kini mulai menikmati hasilnya. Simak bagaimana dia bisa meniti kesuksesan. Anda bisa mengetahuinya lewat surat kabar, televisi dan media yang memuat kisah suksesnya. Walau tidak berpengaruh langsung pada kesuksesan anda tapi kisah sukses orang-orang terkenal bisa menjadi sumber inspirasi anda untuk meraih sukses.
* Cerita fiksi
Coba anda amati kisah-kisah fiksi seperti film, sinetron, novel, atau telenovela. Meski ceritanya banyak yang tak masuk akal, tapi ada beberapa yang menyelipkan pesan positif meraih sukses. Walau ceritanya mustahil dan ‘ajaib’ tapi mungkin bisa menjadi sumber inspirasi anda.
* Bermimpi
Pernahkah anda bermimpi menjadi orang yang kaya, terkenal dan bahagia? Jika ya kembangkan mimpi anda. Tidak selamanya mimpi itu buruk. Jika anda terobesi akan mimpi anda, anda justru akan berusaha mewujudkannya. Bukankah kadang kesuksesan justru berawal dari sebuah mimpi dan khayalan?
Bagaimana dengan anda sendiri? sudahkah anda menemukan inspirasi sukses anda? Kalau sudah, inspirasi tersebut jangan cuma ‘ditampung’ dalam otak anda. Berusahalah untuk merealisasikan inspirasi tersebut. Siapa tahu sukses itu memang milik anda. (Amri/berbagai sumber)
Minggu, 21 September 2008
Uang Tanah Bingung Mau Diapain
Tanya :
Saya dalam waktu dekat akan memperoleh hasil penjualan tanah, tapi saya bingung mau saya gunakan untuk usaha apa, supaya uang tersebut tidak habis percuma dan paling tidak meski tanah hilang saya punya sesuatu usaha yang bisa menjamin masa depan saya. Rencana saya uang tersebut mau saya gunakan untuk membeli mobil, bagaimana menurut Bang Pengasuh ? Mohon sarannya !
Nikodemus di Sarmi
Jawab :
Sdr. Nikodemus, saya salut dan angkat jempol buat anda, karena sudah memikirkan akan digunakan untuk apa uang hasil penjualan tanah, karena hal itu menunjukkan bahwa anda sudah berada di jalur orang – orang sukses yakni orang yang senantiasa membangun impian dan masa depannya melalui perencanaan yang matang serta tidak gegabah.
Setiap usaha pasti memiliki resiko dan tantangan tersendiri, namun bila kita mampu mencermati sebenarnya tidak ada masalah atau tantangan tanpa solusi termasuk dalam hal pengelolaan “uang kaget” semacam yang diterima oleh Sdr. Nikodemus.
Kebanyakan dari kita bila menerima uang kaget semacam itu yang terpikirkan adalah membeli kebutuhan konsumtif semisal TV, kulkas, motor, mobil, dan sebagainya yang sifatnya kebutuhan tersier (tambahan).
Yang perlu dilakukan sebenarnya adalah kita harus mampu melihat mana kebutuhan dan mana yang keinginan, dengan memperhatikan ketersediaan dana yang ada pada kita, seringkali begitu terima uang kita langsung foya – foya sehingga uang habis baru kita tersadar.
Untuk Sdr. Niko keterangan yang anda berikan tidak begitu lengkap, namun saya mencoba memberikan saran, yang perlu anda lihat dan pikirkan saat ini adalah apakah benar anda ingin memulai suatu usaha baru, jika belum siap lihatlah usaha yang sudah anda lakukan selama ini untuk menopang hidup sehari – hari, kenapa harus memulai usaha baru yang belum pasti peruntungannya.
Lebih baik usaha yang sudah anda geluti saat ini yang dikembangkan karena sudah terbukti mampu menopang keluarga, ciri – ciri seorang enterpreneur sudah anda miliki, yakni berpikir matang dan penuh perencanaan, jadi lihatlah apa yang kurang dalam usaha anda saat ini.
Sekiranya anda seorang petani, maka tidak ada salahnya anda mengembangkan lahan pertanian, apalagi anda memiliki modal memadai, karena seorang entrepreneur di tuntut harus mampu membaca peluang dan kebutuhan pasar, apalagi kita tahu harga sayuran di Sarmi membubung tinggi, jadi tidak ada salahnya anda mencoba bergerak di sector tersebut, andai anda ingin berusaha lainnya semacam kios (perdagangan) bergeraklah di sector yang sama dengan pekerjaan anda sehari – hari yakni petani.
Yang perlu anda lakukan untuk mengembangkan usaha pertanian anda saat ini adalah melihat apa persoalan dan masalah atau kekurangan usaha anda, bila tidak memiliki alat mengolah tanah karena selama ini hanya pakai sekop atau cangkul, anda bisa membeli hand traktor, karena selain anda gunakans sendiri juga dapat di sewakan kepada petani lain, sehingga investasi anda tidak sia – sia.
Atau bila anda merasa belum menguasai teknik – teknik pertanian yang memadai, atau anda ingin focus di kenal sebagai petani spesial tanaman hias misalnya, atau tanaman organic jelas yang harus anda lakukan adalah mencari informasi atau mengikuti pelatihan tentang itu, bisa beli buku – buku yang anda inginkan, atau bila perlu dengan dana yang ada ikutilah pelatihan di beberapa lembaga di luar Papua yang menggelar, IPI – Papua memiliki jaringan pada beberapa lembaga yang bergerak di sector tersebut dan menyediakan paket – paket pelatihan dengan biaya yang terjangkau.
Ingat investasi yang paling berharga dan tak ternilai adalah “pengetahuan”, karena dengan itu anda bisa menghasilkan banyak uang, tapi pengetahuan yang diterapkan, bukan sekedar di ketahui, karena selama ini berkembang persepsi yang salah di kalangan masyarakat, mereka mengikuti pelatihan sekedar “untuk tahu bukan untuk bisa”.
Atau dengan uang yang ada anda bisa menggaji orang untuk memperluas areal kebun kakao anda misalnya, atau merawat kebun kakao anda, dan bila anda berkeinginan kuat untuk terjun ke sector perdagangan anda bisa memulai sebagai penyedia kebutuhan pertanian di Sarmi, obat – obatan, benih sayuran maupun penangkaran bibit.
Yang perlu anda lakukan adalah menyediakan dana awal untuk membeli barang – barang yang mau di jual, dan sudah pasti menyediakan tempatnya, kalau anda belum punya tempat memadai dan tidak ada dana untuk membangun, jual secara bergerilya juga bisa, door to door, yang penting anda memiliki stok barang memadai, bisa juga cukup di pajang di depan rumah, tidak perlu khawatir barang anda tidak laku, toh anda bisa menggunakannya untuk mengolah kebun anda juga khan ?
Pada waktu belanja pertama, berusahalah anda menjalin hubungan yang baik dengan pemilik toko, jelaskan keinginan anda untuk membuka toko alat pertanian, siapa tahu mereka bisa mendukung untuk kelanjutan usaha anda, sehingga berikutnya anda cukup telepon saja barang yang mau di beli, bahkan kemungkinan ada kemudahan pembayaran di belakang, atau system konsinyasi (titip, tidak laku dikembalikan), sehingga anda tidak harus bolak – balik Sarmi – Jayapura misalnya.
Mengenaia keinginan membeli mobil (kendaraan) yang perlu anda lihat kembali tujuan pembelian, sekiranya hanya untuk gaya – gayaan sebaiknya urungkan niat anda, bila untuk tujuan mencari anda harus bisa melihat kebutuhan daerah, dan memperkirakan peluang usaha tersebut, apakah penumpang cukup memadai untuk kesinambungan usaha, jangan – jangan untuk Sarmi usaha angkutan umum (taksi) belum terlalu menjanjikan, karena orang masih lebih suka naik ojek misalnya, atau peraturan tentang hal itu belum ada.
Namun yang terpenting adalah keselamatan investasi anda, mobil sebagai benda bergerak sudah pasti memiliki resiko lebih tinggi ketimbang usaha pertanian dan toko alat – alat pertanian, resiko kecelakaan, kerusakan, apalagi bila anda belum terlalu menguasai mesin mobil dan menyerahkan sepenuhnya kepada orang lain (sopir) kemungkinan di permainkan sopir yang tidak jujur juga besar.
Dan ingat investasi (tanam modal) di benda bergerak, semakin tahun harga jualnya semakin menurun lain halnya bila kita tanam modal di tanah dan bangunan semakin tahun semakin naik harganya. Jadi saran saya kalau dana anda hanya cukup untuk beli sebuah mobil kredit lagi, dan itu menjadi sandaran kehidupan anda untuk masa depan urungkan saja niat untuk membeli kendaraan, sebaiknya usaha lainnya yang lebih aman.
Apalagi bila perilaku anda masih konsumtif (hura – hura, foya – foya atau mau pamer saja), saya yakin mobil tersebut tidak terlalu menghasilkan karena cenderung keinginan anda untuk menggunakan demi keinginan sendiri lebih kuat.
Saya dalam waktu dekat akan memperoleh hasil penjualan tanah, tapi saya bingung mau saya gunakan untuk usaha apa, supaya uang tersebut tidak habis percuma dan paling tidak meski tanah hilang saya punya sesuatu usaha yang bisa menjamin masa depan saya. Rencana saya uang tersebut mau saya gunakan untuk membeli mobil, bagaimana menurut Bang Pengasuh ? Mohon sarannya !
Nikodemus di Sarmi
Jawab :
Sdr. Nikodemus, saya salut dan angkat jempol buat anda, karena sudah memikirkan akan digunakan untuk apa uang hasil penjualan tanah, karena hal itu menunjukkan bahwa anda sudah berada di jalur orang – orang sukses yakni orang yang senantiasa membangun impian dan masa depannya melalui perencanaan yang matang serta tidak gegabah.
Setiap usaha pasti memiliki resiko dan tantangan tersendiri, namun bila kita mampu mencermati sebenarnya tidak ada masalah atau tantangan tanpa solusi termasuk dalam hal pengelolaan “uang kaget” semacam yang diterima oleh Sdr. Nikodemus.
Kebanyakan dari kita bila menerima uang kaget semacam itu yang terpikirkan adalah membeli kebutuhan konsumtif semisal TV, kulkas, motor, mobil, dan sebagainya yang sifatnya kebutuhan tersier (tambahan).
Yang perlu dilakukan sebenarnya adalah kita harus mampu melihat mana kebutuhan dan mana yang keinginan, dengan memperhatikan ketersediaan dana yang ada pada kita, seringkali begitu terima uang kita langsung foya – foya sehingga uang habis baru kita tersadar.
Untuk Sdr. Niko keterangan yang anda berikan tidak begitu lengkap, namun saya mencoba memberikan saran, yang perlu anda lihat dan pikirkan saat ini adalah apakah benar anda ingin memulai suatu usaha baru, jika belum siap lihatlah usaha yang sudah anda lakukan selama ini untuk menopang hidup sehari – hari, kenapa harus memulai usaha baru yang belum pasti peruntungannya.
Lebih baik usaha yang sudah anda geluti saat ini yang dikembangkan karena sudah terbukti mampu menopang keluarga, ciri – ciri seorang enterpreneur sudah anda miliki, yakni berpikir matang dan penuh perencanaan, jadi lihatlah apa yang kurang dalam usaha anda saat ini.
Sekiranya anda seorang petani, maka tidak ada salahnya anda mengembangkan lahan pertanian, apalagi anda memiliki modal memadai, karena seorang entrepreneur di tuntut harus mampu membaca peluang dan kebutuhan pasar, apalagi kita tahu harga sayuran di Sarmi membubung tinggi, jadi tidak ada salahnya anda mencoba bergerak di sector tersebut, andai anda ingin berusaha lainnya semacam kios (perdagangan) bergeraklah di sector yang sama dengan pekerjaan anda sehari – hari yakni petani.
Yang perlu anda lakukan untuk mengembangkan usaha pertanian anda saat ini adalah melihat apa persoalan dan masalah atau kekurangan usaha anda, bila tidak memiliki alat mengolah tanah karena selama ini hanya pakai sekop atau cangkul, anda bisa membeli hand traktor, karena selain anda gunakans sendiri juga dapat di sewakan kepada petani lain, sehingga investasi anda tidak sia – sia.
Atau bila anda merasa belum menguasai teknik – teknik pertanian yang memadai, atau anda ingin focus di kenal sebagai petani spesial tanaman hias misalnya, atau tanaman organic jelas yang harus anda lakukan adalah mencari informasi atau mengikuti pelatihan tentang itu, bisa beli buku – buku yang anda inginkan, atau bila perlu dengan dana yang ada ikutilah pelatihan di beberapa lembaga di luar Papua yang menggelar, IPI – Papua memiliki jaringan pada beberapa lembaga yang bergerak di sector tersebut dan menyediakan paket – paket pelatihan dengan biaya yang terjangkau.
Ingat investasi yang paling berharga dan tak ternilai adalah “pengetahuan”, karena dengan itu anda bisa menghasilkan banyak uang, tapi pengetahuan yang diterapkan, bukan sekedar di ketahui, karena selama ini berkembang persepsi yang salah di kalangan masyarakat, mereka mengikuti pelatihan sekedar “untuk tahu bukan untuk bisa”.
Atau dengan uang yang ada anda bisa menggaji orang untuk memperluas areal kebun kakao anda misalnya, atau merawat kebun kakao anda, dan bila anda berkeinginan kuat untuk terjun ke sector perdagangan anda bisa memulai sebagai penyedia kebutuhan pertanian di Sarmi, obat – obatan, benih sayuran maupun penangkaran bibit.
Yang perlu anda lakukan adalah menyediakan dana awal untuk membeli barang – barang yang mau di jual, dan sudah pasti menyediakan tempatnya, kalau anda belum punya tempat memadai dan tidak ada dana untuk membangun, jual secara bergerilya juga bisa, door to door, yang penting anda memiliki stok barang memadai, bisa juga cukup di pajang di depan rumah, tidak perlu khawatir barang anda tidak laku, toh anda bisa menggunakannya untuk mengolah kebun anda juga khan ?
Pada waktu belanja pertama, berusahalah anda menjalin hubungan yang baik dengan pemilik toko, jelaskan keinginan anda untuk membuka toko alat pertanian, siapa tahu mereka bisa mendukung untuk kelanjutan usaha anda, sehingga berikutnya anda cukup telepon saja barang yang mau di beli, bahkan kemungkinan ada kemudahan pembayaran di belakang, atau system konsinyasi (titip, tidak laku dikembalikan), sehingga anda tidak harus bolak – balik Sarmi – Jayapura misalnya.
Mengenaia keinginan membeli mobil (kendaraan) yang perlu anda lihat kembali tujuan pembelian, sekiranya hanya untuk gaya – gayaan sebaiknya urungkan niat anda, bila untuk tujuan mencari anda harus bisa melihat kebutuhan daerah, dan memperkirakan peluang usaha tersebut, apakah penumpang cukup memadai untuk kesinambungan usaha, jangan – jangan untuk Sarmi usaha angkutan umum (taksi) belum terlalu menjanjikan, karena orang masih lebih suka naik ojek misalnya, atau peraturan tentang hal itu belum ada.
Namun yang terpenting adalah keselamatan investasi anda, mobil sebagai benda bergerak sudah pasti memiliki resiko lebih tinggi ketimbang usaha pertanian dan toko alat – alat pertanian, resiko kecelakaan, kerusakan, apalagi bila anda belum terlalu menguasai mesin mobil dan menyerahkan sepenuhnya kepada orang lain (sopir) kemungkinan di permainkan sopir yang tidak jujur juga besar.
Dan ingat investasi (tanam modal) di benda bergerak, semakin tahun harga jualnya semakin menurun lain halnya bila kita tanam modal di tanah dan bangunan semakin tahun semakin naik harganya. Jadi saran saya kalau dana anda hanya cukup untuk beli sebuah mobil kredit lagi, dan itu menjadi sandaran kehidupan anda untuk masa depan urungkan saja niat untuk membeli kendaraan, sebaiknya usaha lainnya yang lebih aman.
Apalagi bila perilaku anda masih konsumtif (hura – hura, foya – foya atau mau pamer saja), saya yakin mobil tersebut tidak terlalu menghasilkan karena cenderung keinginan anda untuk menggunakan demi keinginan sendiri lebih kuat.
Label:
PAPUA ENTERPRENEURS CLUB
Kamis, 18 September 2008
Apa itu Enterpreneur
Tanya :
Apa yang dimaksud dengan entrepreneur ka ?, dan bagaimana agar kita bisa mempunyai usaha sendiri, karena saya sudah capek jadi karyawan di toko terus ! Thanks Bang Pengasuh.
Alex, 08524470xxxx
Jawab :
Seorang entrepreneur atau seorang wirausaha adalah sosok yang inovatif, kreatif, dan memiliki kemauan kuat untuk memulai usaha, dan mereka – mereka ini tersebar di berbagai bidang kehidupan tidak mesti seorang pedagang, bisa petani, nelayan, PNS, tukang ojek, bahkan tidak mesti pula ia adalah pemilik usaha, tetapi bisa jadi mereka juga sebenarnya adalah seorang karyawan atau pekerja. Yang menonjol dari para wirausaha ini adalah memiliki semangat yang tinggi, tidak gengsian, berorientasi pada tujuan, tidak pernah berhenti belajar dan mencoba, selalu bangkit bila jatuh, dan tidak pernah pelit terhadap sesama baik materi maupun ilmunya, seorang entrepreneur selalu ingin menjadi penerang bagi sekitarnya baik itu seterang lampu neon, petromaks, lilin atau seterang nyala korek api sekalipun. Itulah entrepreneur sejati.
Bang Alex yang mulai jenuh dengan pekerjaannya, tidak ada cara gampang untuk kaya, yang ada adalah cara gampang untuk belajar menjadi kaya, dan anda bisa mulai dari belajar menabung. Liat tabungan anda, sudah berapa banyak, dan coba pikirkan usaha apa yang anda bisa jalankan dengan modal segitu.
Kalo anda belum menabung sebaiknya sejak sekarang lakukanlah, untuk punya usaha sendiri anda tidak perlu keluar dari tempat kerja anda, makanya anda harus memilih usaha yang memang bisa anda lakukan tanpa harus berhenti bekerja itu lebih baik. Referensi saya tentang diri anda kurang sehingga agak susah membantu anda keluar dari masalah anda, persoalannya adalah bila anda terlalu “menghayal tinggi” ingin mengelola sebuah hotel misalnya padahal anda belum punya modal untuk bangun sebuah kamar kost saja, atau anda belum punya pengalaman lainnya. Jadi untuk mempunyai usaha sendiri anda harus mulai dengan apa yang ada pada diri anda, kecuali kalo anda berada dalam barisan proposal yang biasa minta dulu baru kerja dan tidak pernah membuahkan hasil. Kesungguhan anda bisa di ukur dari bagaimana anda memulai sebuah usaha.
Banyak bergaul, cari informasi peluang – peluang, karena untuk punya usaha bisa saja anda joint atau kerja sama dengan orang lain dahulu. OK, yang semangat ya !
Apa yang dimaksud dengan entrepreneur ka ?, dan bagaimana agar kita bisa mempunyai usaha sendiri, karena saya sudah capek jadi karyawan di toko terus ! Thanks Bang Pengasuh.
Alex, 08524470xxxx
Jawab :
Seorang entrepreneur atau seorang wirausaha adalah sosok yang inovatif, kreatif, dan memiliki kemauan kuat untuk memulai usaha, dan mereka – mereka ini tersebar di berbagai bidang kehidupan tidak mesti seorang pedagang, bisa petani, nelayan, PNS, tukang ojek, bahkan tidak mesti pula ia adalah pemilik usaha, tetapi bisa jadi mereka juga sebenarnya adalah seorang karyawan atau pekerja. Yang menonjol dari para wirausaha ini adalah memiliki semangat yang tinggi, tidak gengsian, berorientasi pada tujuan, tidak pernah berhenti belajar dan mencoba, selalu bangkit bila jatuh, dan tidak pernah pelit terhadap sesama baik materi maupun ilmunya, seorang entrepreneur selalu ingin menjadi penerang bagi sekitarnya baik itu seterang lampu neon, petromaks, lilin atau seterang nyala korek api sekalipun. Itulah entrepreneur sejati.
Bang Alex yang mulai jenuh dengan pekerjaannya, tidak ada cara gampang untuk kaya, yang ada adalah cara gampang untuk belajar menjadi kaya, dan anda bisa mulai dari belajar menabung. Liat tabungan anda, sudah berapa banyak, dan coba pikirkan usaha apa yang anda bisa jalankan dengan modal segitu.
Kalo anda belum menabung sebaiknya sejak sekarang lakukanlah, untuk punya usaha sendiri anda tidak perlu keluar dari tempat kerja anda, makanya anda harus memilih usaha yang memang bisa anda lakukan tanpa harus berhenti bekerja itu lebih baik. Referensi saya tentang diri anda kurang sehingga agak susah membantu anda keluar dari masalah anda, persoalannya adalah bila anda terlalu “menghayal tinggi” ingin mengelola sebuah hotel misalnya padahal anda belum punya modal untuk bangun sebuah kamar kost saja, atau anda belum punya pengalaman lainnya. Jadi untuk mempunyai usaha sendiri anda harus mulai dengan apa yang ada pada diri anda, kecuali kalo anda berada dalam barisan proposal yang biasa minta dulu baru kerja dan tidak pernah membuahkan hasil. Kesungguhan anda bisa di ukur dari bagaimana anda memulai sebuah usaha.
Banyak bergaul, cari informasi peluang – peluang, karena untuk punya usaha bisa saja anda joint atau kerja sama dengan orang lain dahulu. OK, yang semangat ya !
PNS Bingung Memulai Usaha Ternak Ayam Potong
Tanya :
Saya seorang PNS di lingkungan Pemkot Jayapura, dapat warisan rumah dari Mertua dengan tanah yang lumayan luas, dan keinginan saya membuka usaha ternak ayam potong. Pertanyaannya bagaimana saya memulai dan dimana saya bisa memperoleh tambahan modal untuk rencana tersebut serta bagaimana menjalankannya tanpa harus mengganggu aktivitas saya sebagai PNS.
Andreas di Tanah Hitam – Abepura
Jawab :
Salut untuk Pak Andreas, jarang orang Papua yang punya keinginan kuat kayak Bapak !
Saya bukan pakar peternakan, jadi saya akan bicara tentang bagaimana memulai usaha peternakan, bukan bagaimana mengelolanya ya ! Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan informasi awal dulu, apalagi bapak tidak memiliki basic atau pengalaman di usaha tersebut sebelumnya. Jadi anda bisa bertanya pada mereka yang sudah menjalankan usaha sejenis di sekitar rumah Bapak kalo ada, atau bisa membeli buku – buku tentang peternakan, di Toko Buku Gramedia Jayapura cukup banyak, atau kalo Bapak mau datang ke Pojok Baca Amelia di Sarmi juga banyak (tapi kejauhan ya Pak !), intinya banyaklah bertanya kepada mereka yang sedang atau sudah pernah jalankan usaha tersebut, termasuk juga yang pernah bangkrut, perlu Bapak ajak ngobrol.
Yang perlu bapak cari tahu adalah jalur perolehan bibit dan pakan ternaknya, jalur pemasaran dan peluang pasarnya, berapa modal, proyeksi keuntungan, dan yang terpenting adalah teknik memelihara ayam potong yang baik.
Mengingat Bapak seorang PNS yang tidak ingin terganggu aktivitas kantornya saya sarankan bekerja sama dengan pihak ketiga atau tidak mencari karyawan bisa dari keluarga atau siapa saja yang memiliki pengalaman atau pernah minimal beternak ayam di rumah sendiri, sehingga Bapak hanya mengontrol dan memastikan semua berjalan dengan baik.
Atau bisa juga bapak mulai secara kecil – kecilan dulu lah, hitung – hitung praktek dari buku – buku yang Bapak baca, juga sesuaikan dengan kondisi modal yang ada, mungkin mulai dari 50 ekor dulu, setelah Bapak menguasai secara baik teknik beternak yang baik barulah secara perlahan menambah jumlah ternaknya.
Masalah modal, sebagai PNS pasti bukanlah persoalan susah, tapi sekiranya belum punya modal yang memadai mulailah dengan apa yang ada, sambil belajar to ! tapi kalo memang Bapak ngebet mencari modal dengan harapan mau memulai usaha dalam skala besar karena sudah memiliki tenaga (pekerja) yang memadai misalnya, saya rasa sebagai PNS tidak susah untuk berhubungan dengan Bank.
Saran saya hindari Rentenir atau apapun namanya yang mematok bunga tinggi dan waktu pengembalian yang tidak tentu atau terlalu singkat, dan jangan gunakan uang pinjaman tersebut untuk kebutuhan konsumtif, rencanakan secara matang terlebih dahulu apa – apa saja keperluan dan kebutuhan anda, jadi berpatokan lah selalu pada rencana yang bapak sudah susun. Banyak orang yang sudah membuktikan bahwa mereka bisa, saya yakin Pak Andreas juga bisa !
Saya seorang PNS di lingkungan Pemkot Jayapura, dapat warisan rumah dari Mertua dengan tanah yang lumayan luas, dan keinginan saya membuka usaha ternak ayam potong. Pertanyaannya bagaimana saya memulai dan dimana saya bisa memperoleh tambahan modal untuk rencana tersebut serta bagaimana menjalankannya tanpa harus mengganggu aktivitas saya sebagai PNS.
Andreas di Tanah Hitam – Abepura
Jawab :
Salut untuk Pak Andreas, jarang orang Papua yang punya keinginan kuat kayak Bapak !
Saya bukan pakar peternakan, jadi saya akan bicara tentang bagaimana memulai usaha peternakan, bukan bagaimana mengelolanya ya ! Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan informasi awal dulu, apalagi bapak tidak memiliki basic atau pengalaman di usaha tersebut sebelumnya. Jadi anda bisa bertanya pada mereka yang sudah menjalankan usaha sejenis di sekitar rumah Bapak kalo ada, atau bisa membeli buku – buku tentang peternakan, di Toko Buku Gramedia Jayapura cukup banyak, atau kalo Bapak mau datang ke Pojok Baca Amelia di Sarmi juga banyak (tapi kejauhan ya Pak !), intinya banyaklah bertanya kepada mereka yang sedang atau sudah pernah jalankan usaha tersebut, termasuk juga yang pernah bangkrut, perlu Bapak ajak ngobrol.
Yang perlu bapak cari tahu adalah jalur perolehan bibit dan pakan ternaknya, jalur pemasaran dan peluang pasarnya, berapa modal, proyeksi keuntungan, dan yang terpenting adalah teknik memelihara ayam potong yang baik.
Mengingat Bapak seorang PNS yang tidak ingin terganggu aktivitas kantornya saya sarankan bekerja sama dengan pihak ketiga atau tidak mencari karyawan bisa dari keluarga atau siapa saja yang memiliki pengalaman atau pernah minimal beternak ayam di rumah sendiri, sehingga Bapak hanya mengontrol dan memastikan semua berjalan dengan baik.
Atau bisa juga bapak mulai secara kecil – kecilan dulu lah, hitung – hitung praktek dari buku – buku yang Bapak baca, juga sesuaikan dengan kondisi modal yang ada, mungkin mulai dari 50 ekor dulu, setelah Bapak menguasai secara baik teknik beternak yang baik barulah secara perlahan menambah jumlah ternaknya.
Masalah modal, sebagai PNS pasti bukanlah persoalan susah, tapi sekiranya belum punya modal yang memadai mulailah dengan apa yang ada, sambil belajar to ! tapi kalo memang Bapak ngebet mencari modal dengan harapan mau memulai usaha dalam skala besar karena sudah memiliki tenaga (pekerja) yang memadai misalnya, saya rasa sebagai PNS tidak susah untuk berhubungan dengan Bank.
Saran saya hindari Rentenir atau apapun namanya yang mematok bunga tinggi dan waktu pengembalian yang tidak tentu atau terlalu singkat, dan jangan gunakan uang pinjaman tersebut untuk kebutuhan konsumtif, rencanakan secara matang terlebih dahulu apa – apa saja keperluan dan kebutuhan anda, jadi berpatokan lah selalu pada rencana yang bapak sudah susun. Banyak orang yang sudah membuktikan bahwa mereka bisa, saya yakin Pak Andreas juga bisa !
Label:
PAPUA ENTERPRENEURS CLUB
Tamat SMA, Lagi Cari Lowongan
Pertanyaan :
Saya ingin tahu dan tertarik dengan Rubrik PEC, itu tujuannya apakah ? dan saya juga saat ini masih mengganggur, tamatan SMA, saya mau cari kerja tapi tidak tahu mau cari kerja dimana, karena tidak tahu dimana ada lowongan kerja buat saya.
Sahriyal,
Jalan Padat Karya No. 35 Serui Kota
Jawaban :
PEC atau Papua Enterpreneur Club adalah sebuah program konsultasi untuk menumbuhkembangkan jiwa dan semangat enterpreneurship atau kewirausahaan di kalangan masyarakat Papua, karena potensi Papua yang besar tanpa dukungan manusia – manusia entrepreneur maka orang Papua hanya akan jadi penonton saja, makanya dengan adanya kampanye enterpreneurship ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru tentang dunia tersebut bagi orang Papua maupun siapa saja yang ingin meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dilema yang dihadapi oleh hampir semua lulusan SMA di seluruh Indonesia adalah lulus dan ingin bekerja, tapi tidak ada lowongan akhirnya nganggur, pengangguran juga bukan berarti tidak bisa menghasilkan uang, membaca surat anda kendala ada pada cara pandang anda tentang diri anda dan lingkungan anda, pekerjaan tidak akan datang kepada anda, tetapi anda harus menciptakan pekerjaan itu, atau anda mencari dan mengejarnya kemanapun ia pergi.
Untuk langkah awal, carilah informasi dimana ada lowongan yang sesuai dengan kompetensi anda, rajin baca Koran, banyak begaul dengan teman, jangan malu bertanya kepada siapa saja kalau – kalau mereka ada mendengar informasi lowongan kerja, apalagi untuk kota sekecil Serui saya yakin informasi begitu mudah diperoleh hanya dari mulut ke mulut.
Atau anda bisa inisiatif sendiri, buat lamaran dan masukkan ke beberapa perusahaan atau pun instansi – instansi lainnya, meski ada tulisan tidak ada lowongan, tetap masukkan saja berkas lamaran anda, siapa tahu untuk beberapa hari ke depan ada lowongan buat anda.
Kuncinya anda harus yakin dulu dengan kemampuan anda, untuk tidak mengecewakan anda lihatlah posisi apa atau pekerjaan seperti apa yang anda inginkan, dan sesuai dengan kompetensi anda, karena tidak mungkin anda menginginkan pekerjaan yang anda tahu tidak mungkin anda kerjakan, misalnya tidak tahu bawa mobil melamar jadi sopir. Andaikan anda tetap ngotot mau jadi sopir, ikutlah kursus mengemudi dahulu, atau belajar punya teman.
Yang berikutnya adalah jangan gengsi, pekerjaan apapun yang ada saat itu lakoni saja dulu, tanamkan dalam diri anda bahwa anda bekerja bukan untuk mencari uang, tapi anda sedang belajar bagaimana mesin uang itu bekerja dan menghasilkan untuk anda, artinya tujuan utama anda bekerja ingin belajar, sehingga meski gajinya kecil, anda bisa belajar bagaimana sih iklim kerja itu, bagaimana rasanya, sehingga anda akan semakin matang dan siap menerima tanggung jawab yang lebih besar. Ibaratnya bangunlah mesin uang anda mulai dari pondasi, karena tidak ada bangunan yang di dirikan langsung atapnya, pasti pondasi dulu, jangan ragu, sukses anda tergantung kapan anda mau memulai, semakin cepat anda bertindak semakin dekat anda kepada sukses, semakin sering anda mencoba, semakin sering juga adan menerima penolakan, dan gagal menunjukkan bahwa semakin banyak cara untuk berhasil yang tengah anda pelajari.
Saya ingin tahu dan tertarik dengan Rubrik PEC, itu tujuannya apakah ? dan saya juga saat ini masih mengganggur, tamatan SMA, saya mau cari kerja tapi tidak tahu mau cari kerja dimana, karena tidak tahu dimana ada lowongan kerja buat saya.
Sahriyal,
Jalan Padat Karya No. 35 Serui Kota
Jawaban :
PEC atau Papua Enterpreneur Club adalah sebuah program konsultasi untuk menumbuhkembangkan jiwa dan semangat enterpreneurship atau kewirausahaan di kalangan masyarakat Papua, karena potensi Papua yang besar tanpa dukungan manusia – manusia entrepreneur maka orang Papua hanya akan jadi penonton saja, makanya dengan adanya kampanye enterpreneurship ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru tentang dunia tersebut bagi orang Papua maupun siapa saja yang ingin meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dilema yang dihadapi oleh hampir semua lulusan SMA di seluruh Indonesia adalah lulus dan ingin bekerja, tapi tidak ada lowongan akhirnya nganggur, pengangguran juga bukan berarti tidak bisa menghasilkan uang, membaca surat anda kendala ada pada cara pandang anda tentang diri anda dan lingkungan anda, pekerjaan tidak akan datang kepada anda, tetapi anda harus menciptakan pekerjaan itu, atau anda mencari dan mengejarnya kemanapun ia pergi.
Untuk langkah awal, carilah informasi dimana ada lowongan yang sesuai dengan kompetensi anda, rajin baca Koran, banyak begaul dengan teman, jangan malu bertanya kepada siapa saja kalau – kalau mereka ada mendengar informasi lowongan kerja, apalagi untuk kota sekecil Serui saya yakin informasi begitu mudah diperoleh hanya dari mulut ke mulut.
Atau anda bisa inisiatif sendiri, buat lamaran dan masukkan ke beberapa perusahaan atau pun instansi – instansi lainnya, meski ada tulisan tidak ada lowongan, tetap masukkan saja berkas lamaran anda, siapa tahu untuk beberapa hari ke depan ada lowongan buat anda.
Kuncinya anda harus yakin dulu dengan kemampuan anda, untuk tidak mengecewakan anda lihatlah posisi apa atau pekerjaan seperti apa yang anda inginkan, dan sesuai dengan kompetensi anda, karena tidak mungkin anda menginginkan pekerjaan yang anda tahu tidak mungkin anda kerjakan, misalnya tidak tahu bawa mobil melamar jadi sopir. Andaikan anda tetap ngotot mau jadi sopir, ikutlah kursus mengemudi dahulu, atau belajar punya teman.
Yang berikutnya adalah jangan gengsi, pekerjaan apapun yang ada saat itu lakoni saja dulu, tanamkan dalam diri anda bahwa anda bekerja bukan untuk mencari uang, tapi anda sedang belajar bagaimana mesin uang itu bekerja dan menghasilkan untuk anda, artinya tujuan utama anda bekerja ingin belajar, sehingga meski gajinya kecil, anda bisa belajar bagaimana sih iklim kerja itu, bagaimana rasanya, sehingga anda akan semakin matang dan siap menerima tanggung jawab yang lebih besar. Ibaratnya bangunlah mesin uang anda mulai dari pondasi, karena tidak ada bangunan yang di dirikan langsung atapnya, pasti pondasi dulu, jangan ragu, sukses anda tergantung kapan anda mau memulai, semakin cepat anda bertindak semakin dekat anda kepada sukses, semakin sering anda mencoba, semakin sering juga adan menerima penolakan, dan gagal menunjukkan bahwa semakin banyak cara untuk berhasil yang tengah anda pelajari.
Kiat Menggaet Pembeli, Toko Pakaian Yang Sepi
Pertanyaan :
Saya memiliki sebuah toko pakaian di wilayah Pasar Lama Sentani, dan usaha ini sudah saya tekuni selama kurang lebih 4 tahun, namun tidak ada peningkatan berarti dari usaha saya ini, bahkan akhir – akhir ini cenderung menurun. Padahal saran ke orang pintar sudah saya lakukan, mohon saran dan masukannya kalau bisa !
Agusman di Sentani, 08524470xxxx
Jawaban :
Pak Agus, untuk keluar dari masalah sepinya pembeli, tidak perlu ke “orang pintar” tapi Pak Agus harus kerja keras dan kerja pintar. Pengalaman selama 4 tahun saya yakin sudah mengajarkan banyak hal kepada Pak Agus.
Saya berbicara dan memberi masukan ini bila saya menjadi seorang pembeli, karena saya akan mendatangi atau berbelanja ke sebuah toko pakaian apabila, begitu menengok tampilan depan toko saya akan berhenti dan kepikiran untuk sekedar mampir dan melihat – lihat, begitu masuk dan di pintu saya mendapat sambutan yang hangat, membuat saya betah dan ingin lebih lama lagi melihat koleksi toko pakaian tersebut.
Setelah melihat bahwa koleksi pakaiannya bagus – bagus, dan juga harga yang ditawarkan sesuai dengan kantong saya serta sebanding dengan kualitasnya, maka saya memutuskan untuk membeli, pada awalnya saya hanya ingin beli satu pasang, akan tetapi karena kenyamanan berbelanja yang ditawarkan toko pakaian tersebut akhirnya saya hampir 2 jam lebih berada di situ dan membeli beberapa potong pakaian.
Karena puas dengan pelayanan, keesokan harinya saya mengabari beberapa teman – teman tentang toko pakaian yang sudah saya kunjungi.
Dari ilustrasi diatas saya rasa Pak Agus sudah bisa mengambil kesimpulan, kenapa toko pakaian yang Pak Agus kelola kalah bersaing, apalagi sekarang toko pakaian di Sentani mulai banyak, jadi bila tidak ingin ditinggal pelanggan, segeralah berbenah.
Pembenahan yang pertama bisa di mulai dari merubah tampilan depan dan interior ruangan toko anda, gunakan jendela – jendela kaca bening yang lebar, sehingga seluruh isi ruangan terlihat menyolok dari luar, interior juga gunakan warna menyolok sesuai thema yang hendak di usung, bisa dominan hitam merah misalnya, atau mau warna – warni dengan pemanfaatan ruangan dan permainan cahaya.
Sebisa mungkin tatapan pengunjung melihat toko anda merasa nyaman dan teduh, sehingga bila bermaksud memajang boneka peraga atau sejenisnya jangan terlalu menyita seluruh ruangan jendela yang ada, berikan tampilan elegan melalui permainan cahaya.
Pelayanan juga sangat menentukan, dengan berpijak pada filosofis Pembeli Adalah Raja, berikan pelayanan terbaik, begitu pembeli masuk ke toko Anda sambut dengan senyum ramah dan antar serta tawarkan diri untuk membantu mereka berbelanja, jangan sampai ada pelanggan Anda yang merasa terabaikan, apalagi dia sampai menunggu lama karena ingin mengetahui informasi harga atau ukuran suatu produk.
Yang terpenting juga adalah pakaian yang anda jual sebisa mungkin up to date, alias tidak ketinggalan jaman, dan semuanya terlihat fresh dan baru tidak kusam apalagi lecek atau kusut.
Penataan posisi pakaian di almari pajang juga harus diperhatikan, dengan menyesuaikan kondisi ruangan yang ada, dan untuk kenyamanan toko anda bisa dilengkapi AC maupun kipas, sehingga pembeli betah berlama – lama untuk melihat – lihat seluruh koleksi toko anda.
Kalau beberapa hal diatas sudah Pak Agus benahi saya yakin, dalam waktu 10 hari omzetnya akan meningkat, bagaimana untuk memperbaiki semua itu, saya rasa pengalaman 4 tahun di usaha tersebut dan tetap eksis mengajarkan banyak hal kepada Pak Agus. Jadi kunci suksesnya hanya satu, JANGAN TUNDA SEKARANG JUGA DIKERJAKAN !
Saya memiliki sebuah toko pakaian di wilayah Pasar Lama Sentani, dan usaha ini sudah saya tekuni selama kurang lebih 4 tahun, namun tidak ada peningkatan berarti dari usaha saya ini, bahkan akhir – akhir ini cenderung menurun. Padahal saran ke orang pintar sudah saya lakukan, mohon saran dan masukannya kalau bisa !
Agusman di Sentani, 08524470xxxx
Jawaban :
Pak Agus, untuk keluar dari masalah sepinya pembeli, tidak perlu ke “orang pintar” tapi Pak Agus harus kerja keras dan kerja pintar. Pengalaman selama 4 tahun saya yakin sudah mengajarkan banyak hal kepada Pak Agus.
Saya berbicara dan memberi masukan ini bila saya menjadi seorang pembeli, karena saya akan mendatangi atau berbelanja ke sebuah toko pakaian apabila, begitu menengok tampilan depan toko saya akan berhenti dan kepikiran untuk sekedar mampir dan melihat – lihat, begitu masuk dan di pintu saya mendapat sambutan yang hangat, membuat saya betah dan ingin lebih lama lagi melihat koleksi toko pakaian tersebut.
Setelah melihat bahwa koleksi pakaiannya bagus – bagus, dan juga harga yang ditawarkan sesuai dengan kantong saya serta sebanding dengan kualitasnya, maka saya memutuskan untuk membeli, pada awalnya saya hanya ingin beli satu pasang, akan tetapi karena kenyamanan berbelanja yang ditawarkan toko pakaian tersebut akhirnya saya hampir 2 jam lebih berada di situ dan membeli beberapa potong pakaian.
Karena puas dengan pelayanan, keesokan harinya saya mengabari beberapa teman – teman tentang toko pakaian yang sudah saya kunjungi.
Dari ilustrasi diatas saya rasa Pak Agus sudah bisa mengambil kesimpulan, kenapa toko pakaian yang Pak Agus kelola kalah bersaing, apalagi sekarang toko pakaian di Sentani mulai banyak, jadi bila tidak ingin ditinggal pelanggan, segeralah berbenah.
Pembenahan yang pertama bisa di mulai dari merubah tampilan depan dan interior ruangan toko anda, gunakan jendela – jendela kaca bening yang lebar, sehingga seluruh isi ruangan terlihat menyolok dari luar, interior juga gunakan warna menyolok sesuai thema yang hendak di usung, bisa dominan hitam merah misalnya, atau mau warna – warni dengan pemanfaatan ruangan dan permainan cahaya.
Sebisa mungkin tatapan pengunjung melihat toko anda merasa nyaman dan teduh, sehingga bila bermaksud memajang boneka peraga atau sejenisnya jangan terlalu menyita seluruh ruangan jendela yang ada, berikan tampilan elegan melalui permainan cahaya.
Pelayanan juga sangat menentukan, dengan berpijak pada filosofis Pembeli Adalah Raja, berikan pelayanan terbaik, begitu pembeli masuk ke toko Anda sambut dengan senyum ramah dan antar serta tawarkan diri untuk membantu mereka berbelanja, jangan sampai ada pelanggan Anda yang merasa terabaikan, apalagi dia sampai menunggu lama karena ingin mengetahui informasi harga atau ukuran suatu produk.
Yang terpenting juga adalah pakaian yang anda jual sebisa mungkin up to date, alias tidak ketinggalan jaman, dan semuanya terlihat fresh dan baru tidak kusam apalagi lecek atau kusut.
Penataan posisi pakaian di almari pajang juga harus diperhatikan, dengan menyesuaikan kondisi ruangan yang ada, dan untuk kenyamanan toko anda bisa dilengkapi AC maupun kipas, sehingga pembeli betah berlama – lama untuk melihat – lihat seluruh koleksi toko anda.
Kalau beberapa hal diatas sudah Pak Agus benahi saya yakin, dalam waktu 10 hari omzetnya akan meningkat, bagaimana untuk memperbaiki semua itu, saya rasa pengalaman 4 tahun di usaha tersebut dan tetap eksis mengajarkan banyak hal kepada Pak Agus. Jadi kunci suksesnya hanya satu, JANGAN TUNDA SEKARANG JUGA DIKERJAKAN !
Label:
PAPUA ENTERPRENEURS CLUB
Penyeberangan Termahal se- Indonesia Ada di Sarmi
Terbukanya akses darat dari Jayapura – Sarmi selain membuka isolasi kabupaten yang baru dimekarkan itu juga berdampak langsung pada peningkatan pendapatan keluarga dan menumbuhkan sentra ekonomi dan jasa.
Salah satu diantaranya adalah jasa penyeberangan pada dua sungai yakni Sungai Biri yang membatasi antara Distrik Bonggo dengan Pantai Timur, dan Sungai Tor yang membatasi Distrik Pantai Timur dengan Distrik Sarmi
Dimana meski hanya menyeberangi bentangan sungai selebar kurang lebih 100 – 200 meter dengan tongkang dan jaminan keselamatan yang sangat minim, masyarakat pengguna jasa penyeberangan di Sungai Biri dan Sungai Tor harus rela merogoh koceknya Rp. 50.000 – Rp. 750.000 untuk sekali menyeberang.
Menurut Yesaya selama ini pemanfaatan penghasilan dari penyeberangan di bagi – bagi antara mereka saja, dimana masyarakat pada dua kampung yakni Kampung Biri (Distrik Bonggo) dan masyarakat Kampung Ansudu (Distrik Pantai Timur) terbagi menjadi beberapa kelompok.
Untuk masyarakat dari Biri berhak atas penghasilan kendaraan dari arah Jayapura ke Sarmi, sedangkan masyarakat di arah sebaliknya yakni Kampung Ansudu berhak atas penghasilan dari kendaraan yang meninggalkan Sarmi – Jayapura.
Namun sangat disayangkan, meski dalam sehari beromzet sangat besar yakni antara Rp 10 juta – Rp 15 juta, namun penghasilan mereka tidak terkelola secara baik, dimana habis untuk kebutuhan konsumtif semata, meski ada juga beberapa orang yang mampu mengelola secara baik, sehingga mereka bias memiliki motor, bahkan menurut pengakuan salah seorang masyarakat, pengelola jasa penyeberangan yang pertama yang kini sudah almarhum bias memiliki mobil truk dari hasil jasa penyeberangan ini.
Namun bagi para pengguna jasa penyeberangan yang rutin melalui jalur tersebut, mengakui biaya yang di patok masih tergolong mahal dan cukup memberatkan karena mereka harus mengeluarkan dana Rp 2 juta untuk Pulang Pergi, apalagi dengan jaminan keselamatan yang minim.
Namun karena tidak memiliki alternative lain untuk melalui dua sungai besar itu, meski mahal masyarakat tetap menggunakan jasa mereka sambil berharap pembangunan jembatan Sungai Tor yang ditangani oleh Dinas PU Provinsi Papua maupun jembatan Sungai Biri yang didanai dari APBD Kabupaten Sarmi bisa cepat di tuntaskan pada tahun ini juga. (Amri)
Daufera Kembali Pimpin Gapensi Sarmi
Perencanaan matang, disiplin dan konsisten dengan target yang ditetapkan menjadi satu rahasia keberhasilan lelaki kelahiran Arbais 8 Oktober 1965 yang bermotto tiada kata berhenti untuk belajar. Senang dengan tantangan, banyak belajar dari kegagalan dan kesalahan yang dialami, membuatnya ingin menghabiskan hari tuanya di sebuah areal pertanian untuk mengelola usaha agrobisnis karena bidang konstruksi yang digelutinya saat ini bukanlah tujuan akhir tapi sebuah proses untuk menggali potensi dan kemampuan diri (talenta) yang diberikan Tuhan
Kemampuannya menjembatani kepentingan pengusaha kecil khususnya asli Papua dengan pemerintah dan pengusaha – pengusaha mapan menjadi satu point penting, sehingga Melky Daufera didaulat menjadi Ketua BPC GAPENSI Kabupaten Sarmi periode 2008 – 2012.
Selama masa kepemimpinannya Gapensi mampu menjadi motor bagi upaya pembinaan dan pendampingan kepada para pengusaha local (asli Papua) sehingga secara bertahap terjadi pemerataan dan peningkatan kapasitas pengusaha local, karena tanpa political will dari tingkat organisasi dipastikan tidak ada dukungan dan perhatian dari pihak lain khususnya pemerintah.
Daufera yang terpilih secara demokratis dalam Muscab II Gapensi Kabupaten Sarmi Sabtu (6/9) lalu terhadap dua calon lainnya yakni Marthen Luther Wanewar dan Adolf A. Dimo adalah salah satu putra terbaik dari Sarmi yang sudah malang melintang di dunia kontruksi Papua kurang lebih 23 tahun.
Lelaki yang 8 Oktober nanti genap 43 tahun yang dianugerahi Asean Development Golden Award 2007 dari Lembaga Citra Mandiri Indonesia 18 Maret 2007 lalu adalah Direktur Derkemau Corporation.
Perjalanan karirnya dimulai setamat STM YPK Kotaraja, tahun 1984 – 1985 sempat menjadi guru bantu selama 6 bulan di ST YPK Biak, namun ketika ada tim konsultan untuk pemetaan lokasi transmigrasi, ia bergabung sebagai tim survey.
Selepas itu antara tahun 1986 – 1988 ia bergabung ke PT. Cakra Buana Konsultan sebagai Supervisor, setahun kemudian kembali ia direkrut bergabung ke CV. Dwi Karsa. Dan menjelang akhir 1990 PT. Hutama Karya membuka formasi untuk pembangunan jalan trans Irian, dan dari sekian pelamar, hanya 5 orang asli Papua yang diterima, salah satunya adalah Melky Daufera ketika itu usianya 25 tahun.
Di Hutama Karya statusnya hanya harian lepas dan bertugas sebagai pembantu pelaksana hingga tahun 1992, dan mulai tahun 1993 – 2000 barulah statusnya pegawai harian tetap dan tanggung jawabnya juga meningkat sebagai Kepala Unit Pelaksana, karirnya terus menanjak mulai dari tahun 2003 – 2004 ia ditunjuk sebagai Pelaksana Umum.
“Di Hutama Karya saya belajar banyak, karena manajemen dan penjenjangan di dalam bagus sehingga kita benar – benar di persiapkan untuk menjadi seorang yang bisa segalanya, memulai dari nol, sampai saya bisa menjadi Pelaksana Umum membuat saya sadar dengan potensi dan konsekuensi yang bisa saja menimpa saya sebagai orang upahan”, cerita Daufera sambil menyulut sebatang rokok Sampurna Mild dan menghisapnya dalam – dalam sambil tatapannya menerawang ke beberapa waktu yang lampau.
Secara perlahan ia mulai belajar berdiri dengan bendera sendiri yakni Derkemau Corporation, ketika itu pula terjadi perubahan politik di Kabupaten Sarmi dengan adanya pemekaran Sarmi menjadi kabupaten definitif, atas desakan dan ajakan beberapa rekan sesama kontraktor ia kembali ke kampung halaman, dan ia dipercayakan sebagai Ketua Gapensi Kabupaten Sarmi pada Muscab I 4 tahun silam, dan kini untuk 4 tahun ke depan kembali posisi itu dipercayakan kepadanya.
Dengan bendera Derkemau Corporation pekerjaan yang pertama kali di tangani adalah pembuatan drainase di ruas jalan yang tengah di garap Hutama Karya dengan nilai Rp. 210 juta sepanjang 500 meter.
“itu pekerjaan saya yang pertama dan saya berhasil selesaikan dalam 45 hari, dengan keuntungan sekitar 30 % dari nilai kontraknya, itu semakin membuat saya yakin bahwa saya bisa dan tidak mungkin saya mau jadi bawahan terus, saya harus mempersiapkan diri untuk berwirausaha sendiri”, ujarnya mengenang.
Setelah itu beberapa pekerjaan sebagai sub kontraktor dipercayakan kepadanya, tidak banyak keuntungannya bahkan beberapa kali impas, tapi ilmu dan pengetahuan yang di dapat membuatnya tetap semangat, namun ia sempat “down” dan berpikir untuk berhenti sebagai kontraktor dan jadi anak buah saja (pegawai Hutama Karya) ketika ia dipercayakan menangani pengaspalan jalan sepanjang 3,5 Km di Wamena dan merugi karena kondisi geografisnya yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, keterlambatan suply material, sehingga terjadi “high cost”.
“ketika itu tahun 2002, jadi saya hanya kerja saja, alat berat dan bahan di siapkan Hutama Karya, ruginya karena material terlambat supply, sehingga berhari – hari seluruh pekerja saya nganggur di lokasi dan itu harus saya tanggung sesuai kontraknya, untung ada kebijaksanaan dari perusahaan sehingga semangat saya agak pulih, tidak untung minimal kerugian saya agak berkurang”, kenangnya kembali.
Belajar dari hal semacam itulah maka Daufera selalu mengutamakan perencanaan yang matang, ia berprinsip “jangan mengerjakan yang tidak ada dalam perencanaan”, karena akan berdampak terhadap seluruh kegiatan baik waktu, tenaga maupun biaya.
Tahun pertama di Sarmi, Daufera lebih konsentrasi pada konsultan serta menata dan membina anggota GAPENSI, sehingga proyek – proyek tahun 2004 – 2005 di percayakan kepada anggotanya dengan memberikan pembinaan dan dukungan kepada pengusaha lokal. Di tahun 2006 barulah ia “turun gunung” dan dipercayakan oleh Pemda Sarmi untuk mengerjakan 23 unit perumahan Pemda III di Petam yang saat ini sudah tuntas.
Karya nyata lainnya adalah proyek penanggulangan banjir DAS Sungai Nasimo di Serwar, pembangunan rumah dinas pegawai Distrik Pantai Timur Barat, dan di tahun 2007 ini beberapa ruas jalan di Pantai Timur dipercayakan kepadanya, mulai dari ruas jalan Betaf – Takar dan Dabe – Wakde.
Selama 7 tahun malang melintang di dunia konsultan dan konstruksi dengan bendera Derkemau Corporation assetnya mencapai sekitar Rp. 3,2 Milyard, dimana saat ini selain 3 unit dump truck dan sejumlah peralatan pendukung lainnya ia juga memiliki 3 unit mobil operasional namun menurutnya asset terbesarnya adalah pendidikan anak – anaknya dan ia bersyukur bisa memberikan jaminan hidup (menggaji) 8 orang staff tetap, 1 mekanik tetap dan 15 orang karyawan kontrak.
“asset terbesar saya itu pendidikan anak – anak, saat ini anak saya ada yang di Angkatan Laut, dua di perguruan tinggi Institute Teknologi Surakarta dan di kedokteran Uncen, sedangkan yang duanya lagi baru saja tembus SMA Buper dan si bungsu di SD, kalau biaya operasional yang harus saya keluarkan untuk karyawan dan lain – lain setiap bulannya sekitar Rp. 40 juta / bulan”, ceritanya tentang prestasi anak – anaknya yang membanggakan.
Ditanya kiat – kiatnya agar bisa eksis dan bertahan di tengah – tengah persaingan, Daufera mengatakan bahwa menjaga performance, kepercayaan dan kualitas pekerjaan serta membangun hubungan dengan semua pihak, baik pemerintah, asosiasi, bahkan karyawan.
Dan menurutnya yang terpenting sebagai pengusaha asli Papua ia menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang melingkupinya, jangan cepat berpuas diri, harus belajar terus dari siapa saja, jangan melihat status, pengusaha besar maupun kecil. Dan menurutnya harus selalu instropeksi diri, bila orang lain punya kelebihan di sisi lain kita tidak boleh iri, tapi kita harus dekati dan serap ilmunya.
“saya banyak belajar dan bangun hubungan baik dengan pengusaha dari luar Papua yang sudah punya pengalaman, tidak hanya di Hutama dulu, di Sarmi juga saya coba bangun hubungan dengan beberapa pengusaha yang ada di sini misal, Pak Felix Sianto, atau Mr. Andi, saya ingin belajar dari mereka – mereka, karena mereka pasti punya sesuatu yang berharga yang bisa saya pelajari”, katanya sembari menyebutkan beberapa kelemahan yang menghambat pengusaha asli Papua untuk maju.
Sikap seorang entrepreneurs yang inovatif, kreatif dan menyenangi hal – hal baru yang menantang tercermin dari pembawaan dan sikap ayah 2 putra dan 3 putri dari istri Hulda Ketumun yang tidak pernah absen menggelar ibadah keluarga tiap pagi dan sore hari ini.
“lima tahun ke depan saya ingin menggeluti usaha perminyakan atau agro industri, dan saya sudah persiapkan beberapa hektar tanah di Sarmi sini untuk impian saya itu”, jawabnya ketika ditanya apa impian dan keinginannya yang belum tercapai.
Namun sebelum ia mengakhiri petualangannya di dunia konstruksi ia bermaksud mentransfer ilmu dan pengetahuannya yang di peroleh dari serangkaian pelatihan yang pernah diikuti, diantaranya Pelatihan Pelaksana Teknis Umum Lapangan di bidang konstruksi jalan dan jembatan yang di selenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Manajemen Kosntruksi (LPMK) kerja sama PU Provinsi dan Hutama Karya, pelatihan International Standart Operational (ISO) 9000 bidang pelaksanaan dan sejak tahun 2000 selama 3 tahun berturut – turut mengikuti pelatihan di Pusat Latihan Jasa Konstruksi (Puslatjakon) mulai bidang gedung, jalan dan pengairan.
“Masih banyak pelatihan yang pernah saya ikuti, nanti ko` pu` buku habis untuk mencatat, tapi yang paling berharga dan membuat saya matang adalah pengalaman di lapangan, khususnya semasa 15 tahun di Hutama Karya, karena di USTJ saya belajar tahu, tapi kalau di lapangan saya belajar bisa”, ujarnya dan menyudahi perbincangan malam hari itu. (Amri)
TERGIUR RATUSAN JUTA, JERAT TEMAN DALAM MOBIL DENGAN TALI TAS
Impian AS untuk memiliki sepeda motor Kawasaki Ninja seharga Rp.35 juta akhirnya terwujud, bahkan ia juga bisa memberikan hadiah laptop merk Acer seharga Rp. 8 juta untuk pacarnya, namun semua itu tidak sempat ia nikmati lebih lama, karena lelaki pengangguran itu keburu ketahuan sebagai pelaku perampokan dan pembunuhan setelah polisi menemukan selembar kuitansi pembelian laptop di dompetnya.
Ia tertunduk malu tergurat sejuta penyesalan diwajahnya. Ramadhan kali ini harus ia lalui di balik jeruji dan bersiap dihadapkan ke meja hijau dengan tuntutan pasal berlapis, yakni primer pasal 340 KUHP tentang pembunuhan yang direncanakan dengan ancaman hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama 20 tahun. Selain itu, subsider pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan lebih subsider pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.
Setelah melewati masa tahanan kepolisian dan serangkaian proses pemeriksaan akhirnya Kamis (11/9) lalu AS tersangka pembunuh Andi Syahrul sopir kepercayaan CV. Sumber Makmur di halaman parkir Bank Danamon Jayapura medio Juli 2008 lalu telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jayapura.
Bersama tersangka AS juga diserahkan dua sepeda motor sebagai barang bukti (BB), yakni sepeda Yamaha Jupiter milik tersangka, dan satu motor Kawasaki Ninja RR tanpa plat nomor dari hasil rampokannya.
BB lainnya juga adalah mobil sedan DS 1441 A tempat korban dibunuh, berbagai barang milik korban yang ada di dalam mobil, dompet, tas, tali tas, uang sejumlah Rp 298 juta yang diamankan dari bank, laptop Acer, speaker aktif, flashdisk, nota pembelian motor, nota pembelian laptop, dan aksesoris motor.
AS dan Andi Syahrul adalah teman sepermainan dan sudah seperti saudara, oleh karena itu ketika mendapat tugas untuk menarik sejumlah dana dari beberapa Bank di Kota Jayapura Andi Syahrul mengajak tersangka AS yang kebetulan tengah berada di Time Zone PTC Entrop dengan harapan ia bisa ditemani karena akan mengambil uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Namun siapa sangka, teman yang diajaknya itulah yang justru merenggut nyawa Andi Syahrul di dalam mobil dengan cara yang mengenaskan.
Dari keterangan tersangka kepada polisi, AS menggunakan Yamaha Jupiter dari Time Zone dan janjian dengan korban di BRI Jayapura dan selanjutnya bersama – sama mendatangi beberapa bank, dan terakhir mereka parkir di kantor Bank Danamon Jayapura, dimana ketika korban menuju ke dalam Bank tersangka yang berada dalam mobil korban sudah siap dengan sejumlah niat dan siasat.
Karena itu tersangka sempat keluar dari mobil mencari udara segar dan berpindah posisi duduk dari sebelah kiri depan ke bagian belakang tepat di belakang kursi sopir, setelah korban kembali, tersangka langsung melaksanakan niatnya dengan menjerat leher korban dari belakang dengan seutas tali tas dengan tekanan sekuat tenaga sehingga korban langsung menghembuskan nafas terakhir.
Setelah merebahkan kursi sopir seolah – olah korban tengah tertidur pulas dalam mobil, tersangka AS kabur membawa uang sekitar Rp 360 juta dalam sebuah tas dan 2 kantong plastic menuju rumah pacarnya. Sementara korban baru ketahuan telah tewas pada malam harinya sekitar pukul 21.30 WIT.
Seperti dijelaskan Kaplolresta Jayapura AKBP Robert Djoensoe, SH, terungkapnya AS sebagai pelaku setelah kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap 35 orang saksi selama kurang lebih 2 minggu, dimana AS sendiri di periksa sebagai saksi sampai 3 kali, dan di kali ketiga itulah ketika petugas memeriksa dompetnya menemukan nota pembelian laptop baru seharga Rp 8 juta. Tentu saja polisi curiga seorang pengangguraan bisa membeli perangkat high-tech semahal itu, setelah dikejar dan terus dikembangkan akhirnya terkuaklah teka – teki siapa pembunuh sopir dan orang kepercayaan Sumber Makmur itu.
Menurut keterangan AS pada petugas yang memeriksa, bahwa uang yang dirampoknya tidak langsung digunakan bahkan ia sempat menyembunyikannya di semak – semak dekat bak penampungan air di sekitar rumahnya di Youtefa Abepura selama 3 hari dan sempat membuang HP ke Kali Anafre untuk menghilangkan barang bukti.
Selain membeli sebuah motor Kawasaki Ninja, laptop dan seperangkat peralatan elektronik lainnya, AS masih sempat membuka rekening di Bank BCA yang ketika di sita oleh aparat sebanyak Rp 289 juta parkir di dalam rekening tersebut. ***
Ia tertunduk malu tergurat sejuta penyesalan diwajahnya. Ramadhan kali ini harus ia lalui di balik jeruji dan bersiap dihadapkan ke meja hijau dengan tuntutan pasal berlapis, yakni primer pasal 340 KUHP tentang pembunuhan yang direncanakan dengan ancaman hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama 20 tahun. Selain itu, subsider pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan lebih subsider pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.
Setelah melewati masa tahanan kepolisian dan serangkaian proses pemeriksaan akhirnya Kamis (11/9) lalu AS tersangka pembunuh Andi Syahrul sopir kepercayaan CV. Sumber Makmur di halaman parkir Bank Danamon Jayapura medio Juli 2008 lalu telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jayapura.
Bersama tersangka AS juga diserahkan dua sepeda motor sebagai barang bukti (BB), yakni sepeda Yamaha Jupiter milik tersangka, dan satu motor Kawasaki Ninja RR tanpa plat nomor dari hasil rampokannya.
BB lainnya juga adalah mobil sedan DS 1441 A tempat korban dibunuh, berbagai barang milik korban yang ada di dalam mobil, dompet, tas, tali tas, uang sejumlah Rp 298 juta yang diamankan dari bank, laptop Acer, speaker aktif, flashdisk, nota pembelian motor, nota pembelian laptop, dan aksesoris motor.
AS dan Andi Syahrul adalah teman sepermainan dan sudah seperti saudara, oleh karena itu ketika mendapat tugas untuk menarik sejumlah dana dari beberapa Bank di Kota Jayapura Andi Syahrul mengajak tersangka AS yang kebetulan tengah berada di Time Zone PTC Entrop dengan harapan ia bisa ditemani karena akan mengambil uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Namun siapa sangka, teman yang diajaknya itulah yang justru merenggut nyawa Andi Syahrul di dalam mobil dengan cara yang mengenaskan.
Dari keterangan tersangka kepada polisi, AS menggunakan Yamaha Jupiter dari Time Zone dan janjian dengan korban di BRI Jayapura dan selanjutnya bersama – sama mendatangi beberapa bank, dan terakhir mereka parkir di kantor Bank Danamon Jayapura, dimana ketika korban menuju ke dalam Bank tersangka yang berada dalam mobil korban sudah siap dengan sejumlah niat dan siasat.
Karena itu tersangka sempat keluar dari mobil mencari udara segar dan berpindah posisi duduk dari sebelah kiri depan ke bagian belakang tepat di belakang kursi sopir, setelah korban kembali, tersangka langsung melaksanakan niatnya dengan menjerat leher korban dari belakang dengan seutas tali tas dengan tekanan sekuat tenaga sehingga korban langsung menghembuskan nafas terakhir.
Setelah merebahkan kursi sopir seolah – olah korban tengah tertidur pulas dalam mobil, tersangka AS kabur membawa uang sekitar Rp 360 juta dalam sebuah tas dan 2 kantong plastic menuju rumah pacarnya. Sementara korban baru ketahuan telah tewas pada malam harinya sekitar pukul 21.30 WIT.
Seperti dijelaskan Kaplolresta Jayapura AKBP Robert Djoensoe, SH, terungkapnya AS sebagai pelaku setelah kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap 35 orang saksi selama kurang lebih 2 minggu, dimana AS sendiri di periksa sebagai saksi sampai 3 kali, dan di kali ketiga itulah ketika petugas memeriksa dompetnya menemukan nota pembelian laptop baru seharga Rp 8 juta. Tentu saja polisi curiga seorang pengangguraan bisa membeli perangkat high-tech semahal itu, setelah dikejar dan terus dikembangkan akhirnya terkuaklah teka – teki siapa pembunuh sopir dan orang kepercayaan Sumber Makmur itu.
Menurut keterangan AS pada petugas yang memeriksa, bahwa uang yang dirampoknya tidak langsung digunakan bahkan ia sempat menyembunyikannya di semak – semak dekat bak penampungan air di sekitar rumahnya di Youtefa Abepura selama 3 hari dan sempat membuang HP ke Kali Anafre untuk menghilangkan barang bukti.
Selain membeli sebuah motor Kawasaki Ninja, laptop dan seperangkat peralatan elektronik lainnya, AS masih sempat membuka rekening di Bank BCA yang ketika di sita oleh aparat sebanyak Rp 289 juta parkir di dalam rekening tersebut. ***
Dubes AS Ketemu Pejabat Papua, Cari Tahu Perkembangan Otsus
Situasi Papua berbeda sekali dengan yang dikatakan di luar, dan pada dasarnya sikap resmi pemerintah Amerika Serikat adalah mendukung kedaulatan NKRI atas Papua, apabila ada beberapa hal berbeda itu bukan jadi hambatan bagi hubungan kedua negara, demikian statement Cameron Hume Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia usai melakukan lawatannya selama 2 hari di Papua dan melakukan serangkaian pertemuan dengan pejabat teras Papua.
Kedatangan rombongan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron Hume dan rombongan diantaranya Colonel Bill Dickey Assisten Atase Angkatan Darat, Colonel Kevin Richard Atase Pertahanan untuk Indonesia, Lisa Anne Baldwin dari USAID, dan Political Officer Matthew Censer dimulai sejak Rabu (10/9) di Kabupaten Mimika
Dimana rombongan Dubes melakukan kunjungan ke pusat reklamasi PT. Freeport Indonesia (PT. FI) di Mile Pos 21 dan dilanjutkan menengok Laboratorium Lingkungan PT. FI, malamnya Dubes berkesempatan melakukan petemuan dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan petinggi di Kabupaten Mimika.
Selanjutnya seperti di kutip Harian Cenderawaasih Pos Kamis (11/9) pagi, Dubes AS dan rombongan didampingi Sekda Mimika Drs. Wilhelmus Haurisa beberapa staff USAID, tim SLD PTFI, Corporate Communication PTFI dengan 2 helikopter Airfast PT.FI mengunjungi Pabrik Es Batu di Kokonao, Distrik Mimika Barat.
Pabrik Es Batu yang dibangun dan dikelola oleh departemen SLD PTFI, USAID dan Koperasi Maria Bintang Laut (KMBL) milik Keuskupan Mimika tersebut dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat nelayan di daerah Kokonao dan sekitarnya, sehingga hasil tangkapan mereka bisa lebih tahan lama (awet) sebelum dipasarkan ke Kota Timika.
Seperti dijelaskan Fraz Goetz selaku konsultan dari AMARTA (Agrobisnis Market and Suport Activity) - A Project Implemented by Develompent Alternative. Inc . lembaga yang memberikan dukungan pelaksanaan proyek pembangunan alternative bahwa kondisi kehidupan masyarakat Kokonao khususnya Suku Kamoro yang bermata pencaharian nelayan, membutuhkan dukungan berbagai pihak.
Selanjutnya Dubes AS dan rombongan mengunjungi Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dimana Dr. Paulus S selaku Direktur RSMM membawa rombongan melihat kondisi Polik Umum dan Ruang UGD
Pada kesempatan tersebut Cameron Hume menegaskan perlunya perhatian dan dukungan dari pemerintah untuk mendukung RSMM tersebut karena tidak mungkin bergantung pada perusahaan semata, karena masalah kesehatan juga menjadi tugas pemerintah didalamnya.
Kamis (11/9) siang akhirnya Dubes mengakhiri kunjungannya di Timika dan bertolak ke Jayapura, malam harinya melakukan pertemuan dengan Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH di Gedung Negara dan dilanjutkan dengan pertemuan tertutup lainnya dengan sejumlah pejabat lainnya di Papua keesokan harinya.
Sebelum berkunjung ke Kodam XVII/Cenderawasih, Dubes AS berkesempatan melakukan kunjungan terlebih dahulu ke Polda Papua. Dimana dalam pertemuan dengan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Azmyn Yusri Nasution di ruangan Cycloop Kodam XVII/Cenderawasih itu, Dubes AS menegaskan kembali sikap resmi pemerintahannya yang mendukung kedaulatan NKRI atas Papua.
Seperti disampaikan Pjs. Kapendam XVII/Cenderawasih, Mayor CAJ Drs. Jumadin dalam releasenya bahwa sikap resmi pemerintah Amerika Serikat mendukung kedaulatan NKRI atas Provinsi Papua seandainya ada beberapa hal yang berbeda dengan sikap resmi dimaksud, hal itu tidak mengganggu hubungan baik selama ini.
Berbincang – bincang seputar daerah perbatasan Indonesia dan PNG yang panjangnya mencapai 700 Km itu, Pangdam menjelaskan selain pihaknya membutuhkan personel saat ini sudah terbangun kerja sama dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak,
" TNI tidak memiliki musuh di Papua, sampai harus dihadapi dengan cara militer, bagi mereka yang beda pendapat dengan kita dalam menjalankan tugas mengamankan Negara bukanlah musuh, sehingga kita mencoba cara dialog dan memberikan penjelasan”, jelas Pangdam memaparkan strategi dan pendekatan yang diterapkan militer selama ini.
Sebelum meninggalkan jayapura dan bertolak ke Manado sesuai agendanya, Cameron Hume menyempatkan diri mampir dan melakukan pertemuan tertutup dengan pimpinan Majelis Rakyat Papua (MRP) Jumat (12/9) di Gedung MRP Kotaraja
"Kami ingin mendengar secara langsung dari sudut pandang MRP tentang pembangunan dan program yang sudah berjalan di Papua”, ujar Dubes kepada wartawan usai pertemuan tersebut.
Dalam pertemuannya dengan MRP yang diwakili Wakil Ketua I MRP, Ir Frans Wospakrik dan Dra Hana S. Hikoyabi Dubes juga menanyakan sejauh mana implementasi Otsus dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial masyarakat.
Dubes juga menegaskan bahwa situasi Papua sangat berbeda dengan yang dikatakan di luar atau yang didengar selama ini, hal itu menurutnya tidak lepas dari kerja keras pemerintah dan semua pihak termasuk rakyat Papua.
"pendidikan yang ada di Papua berjalan bagus, pembangunan di sana sini, sehingga penggunaan dana yang besar kepada rakyat Papua berjalan dengan baik," pungkasnya menutup pertanyaan wartawan.
Wakil Ketua I Ir Frans Wospakrik, M.Sc secara terpisah menjelaskan bahwa pertemuan satu jam itu mereka memperbincangkan sejauh mana pelaksanaan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus bagi Papua.
"Saya katakan bahwa Otsus sekarang ini sedang berjalan dan kita sedang berusaha agar undang undang Otsus ini bisa dilaksanakan secara konsekwen oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," terang Wospakrik sebagaimana dikutip Harian Cenderawasih Pos.
Wospakrik juga menambahkan bahwa Dubes AS mempertanyakan tentang pemanfaatan dana Otsus yang tidak kecil, yang menurutnya ada masalah dalam manajemen pengelolaan dana dimaksud.
Terkait hal itu Wospakrik menjelaskan kepada Dubes bahwa bukan kewenangan MRP untuk pengelolaan, namun pihaknya mengikuti perkembangan dan Wospakrik menjelaskan memang masih ada ketidakkonsistenan dalam alokasi dana Otsus sebagaimana diamanatkan Undang – Undang.
Masih menurut Wospakrik, kepada Dubes ia juga menjelaskan bahwa MRP mendorong kebijakan Gubernur dalam alokasi dana yang lebih berpihak kepada rakyat (pyramidal) khususnya yang mencakup tiga sektor utama dan untuk birokrasi diperkecil.
"Kelihatannya dia (Hume) setuju dengan alokasi pendidikan yang 30 persen itu, saya katakan bahwa bagi kami di MRP bukan hanya sekedar uang, tetapi bagi kami hak masyarakat dan kewenangan juga tidak kalah pentingnya," terang Wospakrik lagi menambahkan bahwa selain perkembangan Otsus Dubes AS juga menyoroti angka kasus HIV/AIDS yang terus meningkat di Papua. (Amri/berbagai sumber)
Kedatangan rombongan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron Hume dan rombongan diantaranya Colonel Bill Dickey Assisten Atase Angkatan Darat, Colonel Kevin Richard Atase Pertahanan untuk Indonesia, Lisa Anne Baldwin dari USAID, dan Political Officer Matthew Censer dimulai sejak Rabu (10/9) di Kabupaten Mimika
Dimana rombongan Dubes melakukan kunjungan ke pusat reklamasi PT. Freeport Indonesia (PT. FI) di Mile Pos 21 dan dilanjutkan menengok Laboratorium Lingkungan PT. FI, malamnya Dubes berkesempatan melakukan petemuan dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan petinggi di Kabupaten Mimika.
Selanjutnya seperti di kutip Harian Cenderawaasih Pos Kamis (11/9) pagi, Dubes AS dan rombongan didampingi Sekda Mimika Drs. Wilhelmus Haurisa beberapa staff USAID, tim SLD PTFI, Corporate Communication PTFI dengan 2 helikopter Airfast PT.FI mengunjungi Pabrik Es Batu di Kokonao, Distrik Mimika Barat.
Pabrik Es Batu yang dibangun dan dikelola oleh departemen SLD PTFI, USAID dan Koperasi Maria Bintang Laut (KMBL) milik Keuskupan Mimika tersebut dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat nelayan di daerah Kokonao dan sekitarnya, sehingga hasil tangkapan mereka bisa lebih tahan lama (awet) sebelum dipasarkan ke Kota Timika.
Seperti dijelaskan Fraz Goetz selaku konsultan dari AMARTA (Agrobisnis Market and Suport Activity) - A Project Implemented by Develompent Alternative. Inc . lembaga yang memberikan dukungan pelaksanaan proyek pembangunan alternative bahwa kondisi kehidupan masyarakat Kokonao khususnya Suku Kamoro yang bermata pencaharian nelayan, membutuhkan dukungan berbagai pihak.
Selanjutnya Dubes AS dan rombongan mengunjungi Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dimana Dr. Paulus S selaku Direktur RSMM membawa rombongan melihat kondisi Polik Umum dan Ruang UGD
Pada kesempatan tersebut Cameron Hume menegaskan perlunya perhatian dan dukungan dari pemerintah untuk mendukung RSMM tersebut karena tidak mungkin bergantung pada perusahaan semata, karena masalah kesehatan juga menjadi tugas pemerintah didalamnya.
Kamis (11/9) siang akhirnya Dubes mengakhiri kunjungannya di Timika dan bertolak ke Jayapura, malam harinya melakukan pertemuan dengan Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH di Gedung Negara dan dilanjutkan dengan pertemuan tertutup lainnya dengan sejumlah pejabat lainnya di Papua keesokan harinya.
Sebelum berkunjung ke Kodam XVII/Cenderawasih, Dubes AS berkesempatan melakukan kunjungan terlebih dahulu ke Polda Papua. Dimana dalam pertemuan dengan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Azmyn Yusri Nasution di ruangan Cycloop Kodam XVII/Cenderawasih itu, Dubes AS menegaskan kembali sikap resmi pemerintahannya yang mendukung kedaulatan NKRI atas Papua.
Seperti disampaikan Pjs. Kapendam XVII/Cenderawasih, Mayor CAJ Drs. Jumadin dalam releasenya bahwa sikap resmi pemerintah Amerika Serikat mendukung kedaulatan NKRI atas Provinsi Papua seandainya ada beberapa hal yang berbeda dengan sikap resmi dimaksud, hal itu tidak mengganggu hubungan baik selama ini.
Berbincang – bincang seputar daerah perbatasan Indonesia dan PNG yang panjangnya mencapai 700 Km itu, Pangdam menjelaskan selain pihaknya membutuhkan personel saat ini sudah terbangun kerja sama dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak,
" TNI tidak memiliki musuh di Papua, sampai harus dihadapi dengan cara militer, bagi mereka yang beda pendapat dengan kita dalam menjalankan tugas mengamankan Negara bukanlah musuh, sehingga kita mencoba cara dialog dan memberikan penjelasan”, jelas Pangdam memaparkan strategi dan pendekatan yang diterapkan militer selama ini.
Sebelum meninggalkan jayapura dan bertolak ke Manado sesuai agendanya, Cameron Hume menyempatkan diri mampir dan melakukan pertemuan tertutup dengan pimpinan Majelis Rakyat Papua (MRP) Jumat (12/9) di Gedung MRP Kotaraja
"Kami ingin mendengar secara langsung dari sudut pandang MRP tentang pembangunan dan program yang sudah berjalan di Papua”, ujar Dubes kepada wartawan usai pertemuan tersebut.
Dalam pertemuannya dengan MRP yang diwakili Wakil Ketua I MRP, Ir Frans Wospakrik dan Dra Hana S. Hikoyabi Dubes juga menanyakan sejauh mana implementasi Otsus dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial masyarakat.
Dubes juga menegaskan bahwa situasi Papua sangat berbeda dengan yang dikatakan di luar atau yang didengar selama ini, hal itu menurutnya tidak lepas dari kerja keras pemerintah dan semua pihak termasuk rakyat Papua.
"pendidikan yang ada di Papua berjalan bagus, pembangunan di sana sini, sehingga penggunaan dana yang besar kepada rakyat Papua berjalan dengan baik," pungkasnya menutup pertanyaan wartawan.
Wakil Ketua I Ir Frans Wospakrik, M.Sc secara terpisah menjelaskan bahwa pertemuan satu jam itu mereka memperbincangkan sejauh mana pelaksanaan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus bagi Papua.
"Saya katakan bahwa Otsus sekarang ini sedang berjalan dan kita sedang berusaha agar undang undang Otsus ini bisa dilaksanakan secara konsekwen oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," terang Wospakrik sebagaimana dikutip Harian Cenderawasih Pos.
Wospakrik juga menambahkan bahwa Dubes AS mempertanyakan tentang pemanfaatan dana Otsus yang tidak kecil, yang menurutnya ada masalah dalam manajemen pengelolaan dana dimaksud.
Terkait hal itu Wospakrik menjelaskan kepada Dubes bahwa bukan kewenangan MRP untuk pengelolaan, namun pihaknya mengikuti perkembangan dan Wospakrik menjelaskan memang masih ada ketidakkonsistenan dalam alokasi dana Otsus sebagaimana diamanatkan Undang – Undang.
Masih menurut Wospakrik, kepada Dubes ia juga menjelaskan bahwa MRP mendorong kebijakan Gubernur dalam alokasi dana yang lebih berpihak kepada rakyat (pyramidal) khususnya yang mencakup tiga sektor utama dan untuk birokrasi diperkecil.
"Kelihatannya dia (Hume) setuju dengan alokasi pendidikan yang 30 persen itu, saya katakan bahwa bagi kami di MRP bukan hanya sekedar uang, tetapi bagi kami hak masyarakat dan kewenangan juga tidak kalah pentingnya," terang Wospakrik lagi menambahkan bahwa selain perkembangan Otsus Dubes AS juga menyoroti angka kasus HIV/AIDS yang terus meningkat di Papua. (Amri/berbagai sumber)
Rintihan Halus Dari Kuburan Umum Nafri
Ini tra` tipu !
Kisah ini saya alami ketika masih bertugas sebagai jurnalis pada Harian Keerom Post 4 tahun yang lampau, ketika itu saya pulang dari Keerom meliput kegiatan Bupati dengan mengendarai motor, sesampainya di Kampung Enrekang pada sebuah tanjakan ban motor saya meletus, karena sudah jam 22.00 WIT lewat dan tidak ada kendaraan lagi terpaksa motor saya dorong perlahan walau ban sudah rapat dengan pelek.
Sesampainya di depan kuburan umum Nafri saya bermaksud istirahat sejenak bahkan terpikir untuk menyimpan motor saya di pos jaga di pintu gerbang kuburan yang ketika itu belum difungsikan, karena lebih ringan rasanya kalo saya berjalan kaki saja daripada harus menuntun motor sampai di Abepura.
Selesai buang air kecil saya duduk di tepi jalan beraspal sambil mengisap sebatang rokok, sayup – sayup di kejauhan terdengar lolongan anjing di tingkahi nyanyian burung malam, kodok, jengkerik bahkan desisan ular yang kemungkinan ada bersembunyi di balik rerimbunan semak sekitar saya.
Belum selesai saya membakar rokok, tiba – tiba telinga saya menangkap suara cekikikan halus dari arah belakang, langit tampak gelap, ketika itu saya duduk nggelosor tepat di bagian tengah pintu gerbang kuburan.
Sekilas saya menengok ke belakang, hembusan angin kencang menerpa wajah saya yang sudah mandi keringat, di kejauhan terlihat goyangan rumput dan ilalang seakan menyimpan misteri malam. Kembali suara rintihan terdengar samar – samar, terasa begitu dekat namun suara itu seakan tercekat di kerongkongan, lirih dan halus !
Halusinasi ! batinku ketika itu. Sambil menikmati dan memainkan kepulan asap rokok saya berdoa semoga ada truk pengangkut kayu yang biasa berkeliaran malam – malam begini supaya motor saya simpan di pos jaga yang beberapa meter dari tempat saya biar besok pagi baru saya urus.
Sambil rebahan di aspal yang menebarkan hawa hangat menembus kaos yang telah basah oleh keringat, kelebatan kelelawar melintas tepat di atas membuat saya terperanjat, dan pada saat yang bersamaan pula rintihan itu terdengar kembali sedikit lebih panjang di banding sebelumnya.
Pendengaran saya tajamkan, rokok yang masih setengah saya padamkan, saat itu sekitar pukul 12.00 WIT, saya jadi teringat bahwa saat itu malam Jumat, kembali rintihan itu terdengar lebih kepada lenguhan orang yang ingin lepas dari sebuah himpitan. Terlintas sejenak sosok perempuan berpakaian putih dengan wajah pucat pasi yang tiba – tiba menjadi seram, saya bergidik.
Bulu kuduk saya merinding, namun rasa ingin tahu saya lebih besar, perlahan saya merangkak di aspal menuju sisi gapura yang terdekat, mencari tempat berlindung sekaligus ingin mengintip, sosok seperti apa yang mengeluarkan rintihan tadi yang rasanya bersumber dari pos jaga yang kebetulan letaknya agak terlindung oleh gapura di belakang saya.
Samar – samar di bawah redupnya cahaya rembulan, dua sosok bayangan hitam tergeletak saling tumpang tindih di sisi samping dari pos jaga yang agak tertutup oleh rerimbunan ilalang. Suara rintihan itu naik turun dan naik turun hilang terdengar dipermainkan oleh angina, seirama dengan gerak dua bayangan dalam gelap itu.
“agak lama aku mengamati sembari mengerjap – ngerjapkan mata untuk meyakinkan apakah itu penunggu kuburan ataukah makhluk lainnya yang tengah asyik bercengkerama dengan bahasa tubuh yang hanya bisa dimengerti oleh mereka saja.
Rintihan dan dengusan nafas berat itu semakin terdengar jelas dan silih berganti memastikan bahwa kedua bayangan itu adalah anak manusia yang berlainan jenis, aku menghamburkan pandanganku ke setiap sudut pos jaga kuburan untuk mencari petunjuk lainnya, dn di sisi lain dari bangunan tersebut aku melihat bagian belakang dari sebuah motor.
Tidak ingin mengusik kegiatan kedua makhluk berlainan jenis yang dapat menjejakkan kakinya ke tanah itu, secara perlahan saya mundur dan melanjutkan olahraga mendorong motor di malam hari hingga di Kampung Nafri dan menitipkan motor di situ lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sampai di Abepantai dan selanjutnya naik ojek untuk sampai di Abepura.
Kisah ini saya alami ketika masih bertugas sebagai jurnalis pada Harian Keerom Post 4 tahun yang lampau, ketika itu saya pulang dari Keerom meliput kegiatan Bupati dengan mengendarai motor, sesampainya di Kampung Enrekang pada sebuah tanjakan ban motor saya meletus, karena sudah jam 22.00 WIT lewat dan tidak ada kendaraan lagi terpaksa motor saya dorong perlahan walau ban sudah rapat dengan pelek.
Sesampainya di depan kuburan umum Nafri saya bermaksud istirahat sejenak bahkan terpikir untuk menyimpan motor saya di pos jaga di pintu gerbang kuburan yang ketika itu belum difungsikan, karena lebih ringan rasanya kalo saya berjalan kaki saja daripada harus menuntun motor sampai di Abepura.
Selesai buang air kecil saya duduk di tepi jalan beraspal sambil mengisap sebatang rokok, sayup – sayup di kejauhan terdengar lolongan anjing di tingkahi nyanyian burung malam, kodok, jengkerik bahkan desisan ular yang kemungkinan ada bersembunyi di balik rerimbunan semak sekitar saya.
Belum selesai saya membakar rokok, tiba – tiba telinga saya menangkap suara cekikikan halus dari arah belakang, langit tampak gelap, ketika itu saya duduk nggelosor tepat di bagian tengah pintu gerbang kuburan.
Sekilas saya menengok ke belakang, hembusan angin kencang menerpa wajah saya yang sudah mandi keringat, di kejauhan terlihat goyangan rumput dan ilalang seakan menyimpan misteri malam. Kembali suara rintihan terdengar samar – samar, terasa begitu dekat namun suara itu seakan tercekat di kerongkongan, lirih dan halus !
Halusinasi ! batinku ketika itu. Sambil menikmati dan memainkan kepulan asap rokok saya berdoa semoga ada truk pengangkut kayu yang biasa berkeliaran malam – malam begini supaya motor saya simpan di pos jaga yang beberapa meter dari tempat saya biar besok pagi baru saya urus.
Sambil rebahan di aspal yang menebarkan hawa hangat menembus kaos yang telah basah oleh keringat, kelebatan kelelawar melintas tepat di atas membuat saya terperanjat, dan pada saat yang bersamaan pula rintihan itu terdengar kembali sedikit lebih panjang di banding sebelumnya.
Pendengaran saya tajamkan, rokok yang masih setengah saya padamkan, saat itu sekitar pukul 12.00 WIT, saya jadi teringat bahwa saat itu malam Jumat, kembali rintihan itu terdengar lebih kepada lenguhan orang yang ingin lepas dari sebuah himpitan. Terlintas sejenak sosok perempuan berpakaian putih dengan wajah pucat pasi yang tiba – tiba menjadi seram, saya bergidik.
Bulu kuduk saya merinding, namun rasa ingin tahu saya lebih besar, perlahan saya merangkak di aspal menuju sisi gapura yang terdekat, mencari tempat berlindung sekaligus ingin mengintip, sosok seperti apa yang mengeluarkan rintihan tadi yang rasanya bersumber dari pos jaga yang kebetulan letaknya agak terlindung oleh gapura di belakang saya.
Samar – samar di bawah redupnya cahaya rembulan, dua sosok bayangan hitam tergeletak saling tumpang tindih di sisi samping dari pos jaga yang agak tertutup oleh rerimbunan ilalang. Suara rintihan itu naik turun dan naik turun hilang terdengar dipermainkan oleh angina, seirama dengan gerak dua bayangan dalam gelap itu.
“agak lama aku mengamati sembari mengerjap – ngerjapkan mata untuk meyakinkan apakah itu penunggu kuburan ataukah makhluk lainnya yang tengah asyik bercengkerama dengan bahasa tubuh yang hanya bisa dimengerti oleh mereka saja.
Rintihan dan dengusan nafas berat itu semakin terdengar jelas dan silih berganti memastikan bahwa kedua bayangan itu adalah anak manusia yang berlainan jenis, aku menghamburkan pandanganku ke setiap sudut pos jaga kuburan untuk mencari petunjuk lainnya, dn di sisi lain dari bangunan tersebut aku melihat bagian belakang dari sebuah motor.
Tidak ingin mengusik kegiatan kedua makhluk berlainan jenis yang dapat menjejakkan kakinya ke tanah itu, secara perlahan saya mundur dan melanjutkan olahraga mendorong motor di malam hari hingga di Kampung Nafri dan menitipkan motor di situ lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sampai di Abepantai dan selanjutnya naik ojek untuk sampai di Abepura.
Ingin Tahu Apa Itu Program SIYB
Sumber : Rubrik PEC Tabloid SUARA PAPUA
Tanya :
Menarik sekali baca tulisan di SUARA PAPUA edisi kemarin tentang Program SIYB dari ILO. Mohon penjelasannya lebih lengkap terkait program dimaksud ?
Samsul, Abepura
Jawab :
Start and Improve Your Busines (SIYB) adalah sebuah program kewirausahaan bagi kaum muda yang di gagas oleh Lembaga Perburuhan Internasional (ILO), dimana program ini merupakan satu paket pelatihan dan pendampingan yang terdiri dari 3 paket yakni Generate Your Business (GYB) / Gali dan Temukan Ide Bisnis Anda diperuntukkan bagi mereka yang belum mempunyai ide bisnis, sedangkan Start Your Business (SYB) atau Mulai Bisnis Anda untuk mereka yang sudah memiliki ide bisnis tapi belum berani untuk memulai dan pakte lainnya adalah Improve Your Business (IYB) atau Kembangkan Bisnis Anda yang diperuntukkan bagi mereka yang sudah punya usaha dan ingin mengembangkan.
Paket Program SIYB ini terdiri dari modul, dan bahan praktek untuk memahami bisnis dengan metode sederhana dan mudah dicerna, dimana setelah mengalami beberapa kali penyempurnaan, SIYB kini sudah di adopsi di sekitar 60 negara di dunia.
Dan untuk di Papua sendiri, baru – baru ini telah dilakukan Trainer or Trainer (ToT) bagi calon – calon Trainer SIYB untuk wilayah Papua dan Papua Barat, dan penulis adalah salah satu calon Trainer yang mengikuti ToT yang di gelar di Makassar tersebut.
Dengan mengikuti pelatihan ini, dijamin, kita yang belum puny ide bisnis, akan terbantu untuk menemukan ide bisnis di sekitar kita sesuai dengan peluang dan kemauan kita tentunya, dan bagi kita yang sudah puny aide bisnis akan terbantukan untuk segera mulai mnide bisnis kita itu.
Dan bagi mereka yang sudah bertahun – tahun menekuni sebuah usaha tapi tidak ada perkembangan, alias usahanya jalan ditempat, dengan menikuti program SIYB ini, dipastikan kita bias mengembangkan usaha kita.
Tanya :
Menarik sekali baca tulisan di SUARA PAPUA edisi kemarin tentang Program SIYB dari ILO. Mohon penjelasannya lebih lengkap terkait program dimaksud ?
Samsul, Abepura
Jawab :
Start and Improve Your Busines (SIYB) adalah sebuah program kewirausahaan bagi kaum muda yang di gagas oleh Lembaga Perburuhan Internasional (ILO), dimana program ini merupakan satu paket pelatihan dan pendampingan yang terdiri dari 3 paket yakni Generate Your Business (GYB) / Gali dan Temukan Ide Bisnis Anda diperuntukkan bagi mereka yang belum mempunyai ide bisnis, sedangkan Start Your Business (SYB) atau Mulai Bisnis Anda untuk mereka yang sudah memiliki ide bisnis tapi belum berani untuk memulai dan pakte lainnya adalah Improve Your Business (IYB) atau Kembangkan Bisnis Anda yang diperuntukkan bagi mereka yang sudah punya usaha dan ingin mengembangkan.
Paket Program SIYB ini terdiri dari modul, dan bahan praktek untuk memahami bisnis dengan metode sederhana dan mudah dicerna, dimana setelah mengalami beberapa kali penyempurnaan, SIYB kini sudah di adopsi di sekitar 60 negara di dunia.
Dan untuk di Papua sendiri, baru – baru ini telah dilakukan Trainer or Trainer (ToT) bagi calon – calon Trainer SIYB untuk wilayah Papua dan Papua Barat, dan penulis adalah salah satu calon Trainer yang mengikuti ToT yang di gelar di Makassar tersebut.
Dengan mengikuti pelatihan ini, dijamin, kita yang belum puny ide bisnis, akan terbantu untuk menemukan ide bisnis di sekitar kita sesuai dengan peluang dan kemauan kita tentunya, dan bagi kita yang sudah puny aide bisnis akan terbantukan untuk segera mulai mnide bisnis kita itu.
Dan bagi mereka yang sudah bertahun – tahun menekuni sebuah usaha tapi tidak ada perkembangan, alias usahanya jalan ditempat, dengan menikuti program SIYB ini, dipastikan kita bias mengembangkan usaha kita.
Label:
PAPUA ENTERPRENEURS CLUB
Saya Ingin Buka Usaha Salon di Waena, Prospek Tidak Ya ?
(Sumber : Rubrik PEC ;Tabloid SUARA PAPUA)
Saya punya pengalaman kerja di Salon terkenal sewaktu di Jawa, dan saat ini saya tinggal di Waena sambil bekerja di sebuah salon di SAGA Abepura, saya ingin membuka usaha salon sendiri, bisa tidak ya ?
Vivian, Waena
JAWAB WLAHAMRI WAHID :
Saya akan mencoba membantu Vivian menemukan jawabannya ! Bisa tidak ya ? Pertama Vivian tanya dan koreksi diri dulu, udah berapa lama menekuni bidang tersebut, kenali kelebihan dan kekurangan yang Vian miliki, mungkin Vian pintar rebonding, atau SPA, tapi ternyata belum mahir make up, atau potong rambut, nah ….. yang harus dilakukan adalah investasi dulu, maksudnya belajar dulu ….. mumpung kerja di salon yang sudah terkenal jadi Vian mulai bekali diri dengan belajar untuk bisa (mahir) semua keterampilan yang dibutuhkan oleh seseorang yang ingin terjun di dunia salon. Kalo Vian udah yakin pasti deh Vian bisa buka salon sendiri. Nah, …… pertanyaan berikutnya adalah bagaimana caranya supaya bisa buka di Waena ? Pertama – tama pasti lihat kesiapan Vian dulu, jangan gegabah dan terlalu cepat ambil keputusan.
Lakukan survey kecil – kecilan, pelajari pola kunjungan ke salon orang – orang sekitar kompleks, mungkin sambil tetap bekerja, jajaki dengan memasang papan nama kecil menawarkan jasa salon, lihat kalau dalam sebulan peminat cukup banyak atau tidak, kalo sebulan bisa nyampe 10 pelanggan aja, itu sesuatu yang luar biasa, berarti ada konsumen atau pasar yang bisa digarap lebih serius.
Kalo melihat sekikas memang daerah seputaran Waena sangat prospek untuk usaha salon, karena daerah pemukiman dan biasanya ibu – ibu senang kalau tidak harus pergi jauh untuk mempercantik diri. Tapi yang terpenting adalah service, karena bila service yang ditawarkan jelek, di sebelah rumah sekalipun saya juga ogah untuk datang, tapi biar jauh kalo servicenya memuaskan pasti orang akan datang. Pelajari dulu service apa yang diberikan oleh salon – salon yang rame dikunjungi orang, bagaimana cara melayani, kualitas kerja, dan hal – hal lainnya. Ingat bisnis salon bisnis yang mengedepankan faktor kedekatan yang subjektif, jadi dekatkan diri dan usaha anda kepada konsumen maka mereka tidak akan pernah berpaling. Jadikan mereka raja sehari selama dalam penanganan Anda.
Jadi jangan tunda lagi ya, prospek tidaknya usaha salon di Waena, anda yang lebih mengenal dan mengetahui daerah tersebut, karena usaha dimanapun tidak akan bangkrut kalo mau sabar, belajar dan berusaha terus, tinggal tunggu waktu saja. Jangan lupa pasang target untuk jangka waktu tertentu, susun strategis pemasarannya, dan evaluasi kekurangan maupun kelebihan kita selalu.
Saya punya pengalaman kerja di Salon terkenal sewaktu di Jawa, dan saat ini saya tinggal di Waena sambil bekerja di sebuah salon di SAGA Abepura, saya ingin membuka usaha salon sendiri, bisa tidak ya ?
Vivian, Waena
JAWAB WLAHAMRI WAHID :
Saya akan mencoba membantu Vivian menemukan jawabannya ! Bisa tidak ya ? Pertama Vivian tanya dan koreksi diri dulu, udah berapa lama menekuni bidang tersebut, kenali kelebihan dan kekurangan yang Vian miliki, mungkin Vian pintar rebonding, atau SPA, tapi ternyata belum mahir make up, atau potong rambut, nah ….. yang harus dilakukan adalah investasi dulu, maksudnya belajar dulu ….. mumpung kerja di salon yang sudah terkenal jadi Vian mulai bekali diri dengan belajar untuk bisa (mahir) semua keterampilan yang dibutuhkan oleh seseorang yang ingin terjun di dunia salon. Kalo Vian udah yakin pasti deh Vian bisa buka salon sendiri. Nah, …… pertanyaan berikutnya adalah bagaimana caranya supaya bisa buka di Waena ? Pertama – tama pasti lihat kesiapan Vian dulu, jangan gegabah dan terlalu cepat ambil keputusan.
Lakukan survey kecil – kecilan, pelajari pola kunjungan ke salon orang – orang sekitar kompleks, mungkin sambil tetap bekerja, jajaki dengan memasang papan nama kecil menawarkan jasa salon, lihat kalau dalam sebulan peminat cukup banyak atau tidak, kalo sebulan bisa nyampe 10 pelanggan aja, itu sesuatu yang luar biasa, berarti ada konsumen atau pasar yang bisa digarap lebih serius.
Kalo melihat sekikas memang daerah seputaran Waena sangat prospek untuk usaha salon, karena daerah pemukiman dan biasanya ibu – ibu senang kalau tidak harus pergi jauh untuk mempercantik diri. Tapi yang terpenting adalah service, karena bila service yang ditawarkan jelek, di sebelah rumah sekalipun saya juga ogah untuk datang, tapi biar jauh kalo servicenya memuaskan pasti orang akan datang. Pelajari dulu service apa yang diberikan oleh salon – salon yang rame dikunjungi orang, bagaimana cara melayani, kualitas kerja, dan hal – hal lainnya. Ingat bisnis salon bisnis yang mengedepankan faktor kedekatan yang subjektif, jadi dekatkan diri dan usaha anda kepada konsumen maka mereka tidak akan pernah berpaling. Jadikan mereka raja sehari selama dalam penanganan Anda.
Jadi jangan tunda lagi ya, prospek tidaknya usaha salon di Waena, anda yang lebih mengenal dan mengetahui daerah tersebut, karena usaha dimanapun tidak akan bangkrut kalo mau sabar, belajar dan berusaha terus, tinggal tunggu waktu saja. Jangan lupa pasang target untuk jangka waktu tertentu, susun strategis pemasarannya, dan evaluasi kekurangan maupun kelebihan kita selalu.
Label:
PAPUA ENTERPRENEURS CLUB
Rabu, 17 September 2008
Tragedi Pasuruan dan Kisahku Sebagai Amil Zakat
Ada kesdihan yang mendalam, melihat visual di media, tatkala nenek - nenek uzur yang mayoritas adalah kaum perempuan berhimpitan satu sama lain berjuang untuk merengkuh amplop berisi uang Rp. 30.000, tanpa sadar air mata saya menetes, saya membayangkan andai saja nenek saya ada diantara mereka, atau ibu saya, atau sanak saudara saya lainnya ada diantara kerumunan manusia - manusia yang tanpa rasa bersalah sedikitpun kita menyebut mereka "kaum miskin", "dhuafa", "fakir", dan sebutan - sebutan lainnya yang melambangkan betapa mereka selama ini adalah tumbal dari ketidakbecusan elite politik kita mengelola negara.
Saya marah, sangat marah melihat kenyataan di depan mata, dimana kemiskinan begitu terpampang jelas, tapi para pejabat kita masih bisa berleha - leha di antara balutan baju seharga jutaan rupiah, diatas mobil ratusan juta yang mulai dari bensin sampai kerusakannya ditanggung oleh negara.
Seharusnya tragedi pasuruan harus diperingati sebagai duka nasional, dan ditandai dengan sumbangan besar - besaran dari para pejabat kita untuk mendirikan Yayasan Orang Miskin Indonesia, (tapi kalo yayasan lagi nanti ujung - ujungnya di gunakan untuk kepentingan dana politik lagi....).
Persoalan sebenarnya bukan terletak pada lewat lembaga apa zakat disalurkan, atau H. Syaikhon salah atau benar, atau berapa banyak orang yang meninggal, kita jangan mencoba membelokkan persoalan sebenarnya dari bangsa ini, yakni kemiskinan yang bertumpuk - tumpuk.
Entah benar mereka semua adalah orang miskin atau memiliki mental miskin, karena saat ini kemniskinan menjadi komoditi, dengan data sejumlah rakyat miskin maka LSM, ataupun pemerintah daerah bisa memiliki justifikasi untuk pelaksanaan sejumlah kegiatan atau program, padahal nanti yang sampai ke rakyat hanya secuil, lebih banyak yang di embat oleh konsultan, perencanaan, honor birokrat, bahkan tenaga - tenaga lainnya yang kadang kala dari luar negeri dan di bayar mahal.
Kalau kita mau merenung sebenarnya elite - elite politik lebih senang kalo rakyat indonesia sebagian besar dalam kondisi miskin, dan kelaparan sehingga bisa mereka pengaruhi dengan janji - janji kosong dan sebungkus nasi, kalau rakyat indonesia banyak yang kaya dan pintar - pintar maka, kekuasaan itu tidak akan pernah tenang dinikmati, karena pasti ada dan selalu saja terjadi penolakan untuk kebijakan - kebijakan yang pro kepentingan dan pribadi. jadi kemiskinan masih kita jadikan sebuah komoditi belaka, kemiskinan bagi kita bukan persoalan yang untuk dipecahkan tetapi untuk diperbincangkan, analisis, dan diseminarkan kenapa terjadi, bukan bagaimana mengatasinya. kitan merasa dengan kasih BLT saja sudah cukup.
Bicara masalah pembagian zakat saya punya pengalaman menarik ketika tinggal di desa dan bertindak sebagai amil zakat, dimana masyarakat di kampung saya dahulu gengsi bila di katakan sebagai miskin, jadi mereka semua akan berupaya membayar zakatnya khususnya zakat fitrah, jadi zakat tersebut di setorkan kepada pengurus Mushola di lingkungan kami, dan kebetulan saya dan teman - teman bertindak sebagai pembagi zakat kepada mereka yang membutuhkan dan dinilai membutuhkan, dan tidak ada antrian, karena masyarakat miskin di kampung kami ketika itu akan berdiam diri di rumah menanti karena mereka tahu pasti akan kebagian, dan tidak ada kekhawatiran. dan kami yang bertindak selaku amil zakat bekerja tanpa pamrih, sampai subuh hari berkeliling mendatangi rumah - rumah membagi - bagikan zakat, kalau ada sisanya biasanya di serahkan ke masjid raya di tingkat kampung (kelurahan).
Semua orang miskin di lingkungan (Jalur/RW) kebagian tidak ada yang tidak dapat apalagi berebutan, tapi kenapa sekarang fungsi masjid dan mushola sudah tidak berjalan baik lagi ??? apakah karena masjid dan mushola hanya simbol, padahal kekuatan umat muslim di masjid, bukan di parlemen ataupun di eksekutif yang lebih banyak mengandalkan "mulut" daripada kerja nyata.
Ketika itu orang miskin tidak ragu sedikitpun akan hak mereka di tilep, karena mereka sudah tahu siapa - siapa yang terlibat sebagai amil zakat, artinya orang - orangnya amanah, lain dengan sekarang jangankan orang - orang lembaganya juga namanya aneh - aneh, berdiri dibangunan megah yang sudah lebih dekat kepada perusahaan, lengkap dengan lembaga auditnya, tapi bukan berarti tidak rawan kebocoran, andaikan tidak bocor biaya operasionalnya juga tidak kecil jadi bisa seimbang antara yang sampai ke rsakyat miskin dengan yang dipakai untuk membiayai biaya operasional lembaga amil zakat.
masjid ada di seluruh indonesia, kenapa kita tidak gunakan lembaga masjid untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, pengurus masjid sudah pasti lebih mengenal siapa - siapa di lingkungannya yang benar - benar membutuhkan, kuncinya sebenarnya pengurus itu amanah tidak, kalo dulu ada bagian untuk amil zakat karena mereka yang mengurus itu adalah hamba - hamba allah yang amanah dan kerjanya tidak ada selain melayani umat sehingga punya hak untuk memperoleh bagian dalam zakat, tapi sekarang banyak juga yang mendirikan badan amil zakat untuk kepentingan kelompok atau golongannya, memang disalurkan ke masyarakat miskin tapi kadang kala di titipi pesan sponsor misalnya dari partai ini, atau partai itu, dan pengurus amil zakat tersebut punya sumber penghasilan juga, jadi kenapa masih berharap dari hak orang miskin,
sudah saatnya ada perubahan pola pikir dari para pengelola lembaga amil zakat di Indonesia, bahwa lembaga itu bukan tempat untuk mencari tapi tempat untuk berbuat, walaupun itu menjadi hak, tapi kalau kita tahu ada yang lebih berhak kenapa kita masih ngotot mengambil hak tersebut,
masih banyak anak - anak muda dan remaja di mushola dan masjid - masjid yang bisa digerakkan untuk melihat dan berbagi sebagai tenaga pembagi zakat bagi orang miskin, mereka tidak minta bayaran atau pamrih, seperti yang pernah saya dan teman - teman dulu lakukan di kampung.
Tujuan dan peran lembaga amil zakat bukan seperti negara, tetapi bagaimana memperbaiki umat, oleh karena itulah gunanya pemerintah, jadi amil zakat tidak usah berpikir dan merencanakan pembangunan sekolah atau hal - hal lainnya yang terlalu muluk, cukup pikir bagaimana umat - umat yang lemah bisa dikuatkan, bangun sekolah atau kegiatan - kegiatan lainnya khan sudah ada negara (pemerintah) kalo pemerintah tidak bisa urus negara dan rakyatnya, memang itu perlu, tapi rasanya kita patut malu sebagai umat islam, kita bisa bangga dan membanggakan kebesaran dan keluhuran firman - firman Tuhan tapi kita sama sekali tidak punya empati terhadap umat dan saudara - saudara kita yang masih bergelimang kemiskinan.
banyak orang pintar, alim ulama dan orang hebat di Indonesia, tapi kok persoalan bangsa ini tidak bisa habis - habis, itu semua karena orang - orang hebat dan pintar itu tidak punya hati, semua berpikir untuk kepentingan dan diri sendiri, berbuat amal juga masih berharap pujian, kita mengaku paham ilmu agama tapi kadangkala agama kita jadikan tameng dan melegalkan hal - hal yang merampas hak orang lain, kita tidak pernah memahami agama sebagai panduan nilai dalam melangkah, tapi kita hanya melihat agama sebagai sebuah ideologi yang harus diperjuangkan dan dibela mati - matian sampai titik darah penghabisan.
Saya marah ..... memang sebagai orang bodoh yang tidak tahu apa - apa sangat marah melihat realitas bangsa ini saat ini,
Saya marah, sangat marah melihat kenyataan di depan mata, dimana kemiskinan begitu terpampang jelas, tapi para pejabat kita masih bisa berleha - leha di antara balutan baju seharga jutaan rupiah, diatas mobil ratusan juta yang mulai dari bensin sampai kerusakannya ditanggung oleh negara.
Seharusnya tragedi pasuruan harus diperingati sebagai duka nasional, dan ditandai dengan sumbangan besar - besaran dari para pejabat kita untuk mendirikan Yayasan Orang Miskin Indonesia, (tapi kalo yayasan lagi nanti ujung - ujungnya di gunakan untuk kepentingan dana politik lagi....).
Persoalan sebenarnya bukan terletak pada lewat lembaga apa zakat disalurkan, atau H. Syaikhon salah atau benar, atau berapa banyak orang yang meninggal, kita jangan mencoba membelokkan persoalan sebenarnya dari bangsa ini, yakni kemiskinan yang bertumpuk - tumpuk.
Entah benar mereka semua adalah orang miskin atau memiliki mental miskin, karena saat ini kemniskinan menjadi komoditi, dengan data sejumlah rakyat miskin maka LSM, ataupun pemerintah daerah bisa memiliki justifikasi untuk pelaksanaan sejumlah kegiatan atau program, padahal nanti yang sampai ke rakyat hanya secuil, lebih banyak yang di embat oleh konsultan, perencanaan, honor birokrat, bahkan tenaga - tenaga lainnya yang kadang kala dari luar negeri dan di bayar mahal.
Kalau kita mau merenung sebenarnya elite - elite politik lebih senang kalo rakyat indonesia sebagian besar dalam kondisi miskin, dan kelaparan sehingga bisa mereka pengaruhi dengan janji - janji kosong dan sebungkus nasi, kalau rakyat indonesia banyak yang kaya dan pintar - pintar maka, kekuasaan itu tidak akan pernah tenang dinikmati, karena pasti ada dan selalu saja terjadi penolakan untuk kebijakan - kebijakan yang pro kepentingan dan pribadi. jadi kemiskinan masih kita jadikan sebuah komoditi belaka, kemiskinan bagi kita bukan persoalan yang untuk dipecahkan tetapi untuk diperbincangkan, analisis, dan diseminarkan kenapa terjadi, bukan bagaimana mengatasinya. kitan merasa dengan kasih BLT saja sudah cukup.
Bicara masalah pembagian zakat saya punya pengalaman menarik ketika tinggal di desa dan bertindak sebagai amil zakat, dimana masyarakat di kampung saya dahulu gengsi bila di katakan sebagai miskin, jadi mereka semua akan berupaya membayar zakatnya khususnya zakat fitrah, jadi zakat tersebut di setorkan kepada pengurus Mushola di lingkungan kami, dan kebetulan saya dan teman - teman bertindak sebagai pembagi zakat kepada mereka yang membutuhkan dan dinilai membutuhkan, dan tidak ada antrian, karena masyarakat miskin di kampung kami ketika itu akan berdiam diri di rumah menanti karena mereka tahu pasti akan kebagian, dan tidak ada kekhawatiran. dan kami yang bertindak selaku amil zakat bekerja tanpa pamrih, sampai subuh hari berkeliling mendatangi rumah - rumah membagi - bagikan zakat, kalau ada sisanya biasanya di serahkan ke masjid raya di tingkat kampung (kelurahan).
Semua orang miskin di lingkungan (Jalur/RW) kebagian tidak ada yang tidak dapat apalagi berebutan, tapi kenapa sekarang fungsi masjid dan mushola sudah tidak berjalan baik lagi ??? apakah karena masjid dan mushola hanya simbol, padahal kekuatan umat muslim di masjid, bukan di parlemen ataupun di eksekutif yang lebih banyak mengandalkan "mulut" daripada kerja nyata.
Ketika itu orang miskin tidak ragu sedikitpun akan hak mereka di tilep, karena mereka sudah tahu siapa - siapa yang terlibat sebagai amil zakat, artinya orang - orangnya amanah, lain dengan sekarang jangankan orang - orang lembaganya juga namanya aneh - aneh, berdiri dibangunan megah yang sudah lebih dekat kepada perusahaan, lengkap dengan lembaga auditnya, tapi bukan berarti tidak rawan kebocoran, andaikan tidak bocor biaya operasionalnya juga tidak kecil jadi bisa seimbang antara yang sampai ke rsakyat miskin dengan yang dipakai untuk membiayai biaya operasional lembaga amil zakat.
masjid ada di seluruh indonesia, kenapa kita tidak gunakan lembaga masjid untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, pengurus masjid sudah pasti lebih mengenal siapa - siapa di lingkungannya yang benar - benar membutuhkan, kuncinya sebenarnya pengurus itu amanah tidak, kalo dulu ada bagian untuk amil zakat karena mereka yang mengurus itu adalah hamba - hamba allah yang amanah dan kerjanya tidak ada selain melayani umat sehingga punya hak untuk memperoleh bagian dalam zakat, tapi sekarang banyak juga yang mendirikan badan amil zakat untuk kepentingan kelompok atau golongannya, memang disalurkan ke masyarakat miskin tapi kadang kala di titipi pesan sponsor misalnya dari partai ini, atau partai itu, dan pengurus amil zakat tersebut punya sumber penghasilan juga, jadi kenapa masih berharap dari hak orang miskin,
sudah saatnya ada perubahan pola pikir dari para pengelola lembaga amil zakat di Indonesia, bahwa lembaga itu bukan tempat untuk mencari tapi tempat untuk berbuat, walaupun itu menjadi hak, tapi kalau kita tahu ada yang lebih berhak kenapa kita masih ngotot mengambil hak tersebut,
masih banyak anak - anak muda dan remaja di mushola dan masjid - masjid yang bisa digerakkan untuk melihat dan berbagi sebagai tenaga pembagi zakat bagi orang miskin, mereka tidak minta bayaran atau pamrih, seperti yang pernah saya dan teman - teman dulu lakukan di kampung.
Tujuan dan peran lembaga amil zakat bukan seperti negara, tetapi bagaimana memperbaiki umat, oleh karena itulah gunanya pemerintah, jadi amil zakat tidak usah berpikir dan merencanakan pembangunan sekolah atau hal - hal lainnya yang terlalu muluk, cukup pikir bagaimana umat - umat yang lemah bisa dikuatkan, bangun sekolah atau kegiatan - kegiatan lainnya khan sudah ada negara (pemerintah) kalo pemerintah tidak bisa urus negara dan rakyatnya, memang itu perlu, tapi rasanya kita patut malu sebagai umat islam, kita bisa bangga dan membanggakan kebesaran dan keluhuran firman - firman Tuhan tapi kita sama sekali tidak punya empati terhadap umat dan saudara - saudara kita yang masih bergelimang kemiskinan.
banyak orang pintar, alim ulama dan orang hebat di Indonesia, tapi kok persoalan bangsa ini tidak bisa habis - habis, itu semua karena orang - orang hebat dan pintar itu tidak punya hati, semua berpikir untuk kepentingan dan diri sendiri, berbuat amal juga masih berharap pujian, kita mengaku paham ilmu agama tapi kadangkala agama kita jadikan tameng dan melegalkan hal - hal yang merampas hak orang lain, kita tidak pernah memahami agama sebagai panduan nilai dalam melangkah, tapi kita hanya melihat agama sebagai sebuah ideologi yang harus diperjuangkan dan dibela mati - matian sampai titik darah penghabisan.
Saya marah ..... memang sebagai orang bodoh yang tidak tahu apa - apa sangat marah melihat realitas bangsa ini saat ini,
USAHA KURANG MODAL, KARYAWAN PADA KABUR ?
From: aly
Subject: Re: [SIYBIndo] REHAT
To: SIYBIndo@yahoogroup s.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 11:08 AM
ada bagusnya... temen2 menulis artikel di millis ini tentang pengalaman-pengalam an yang bisa dijadikan inspirasi, baik dalam berwirausaha maupun menjalani hidup ini,atau permasalahan- permasalahan untuk dijadikan bahan diskusi...okey. ..pak kholili....oke. ...
saya mulai dengan saya
begini... ada temen saya akhir-akhir ini usahanya agak surut karena persaingan2, dll. dan sebetulnya temen saya ini sangat punya banyak ide tentang marketing, dll. tapi teman saya ini, lagi-lagi terganjal UUD (Ujung-Ujungnya Duit), teman saya ini tidak bisa menekan karyawan karena gaji yang diberikan saat ini bisa dibilang "kurang" karena omset turun...karyawannya yang mulai gelisah dan lirik-lirik tetangga, alias mau kabur..., akhirnya temen saya ini bekerja one man show... untuk pemasaran... agar bisa meningkatkan omset dan bisa memenuhi gaji standar kayawannya.. . (sungguh mulia niatnya), tapi lagi-lagi... mentok.. karena tenaga yang dimiliki sangat terbatas...
dari cerita diatas... ada temen yang bisa kasih saran... untuk sama membantu teman saya ini....
salam SIYB...
aly
JAWAB :
FROM : WALHAMRI WAHID
ide bagus tuh Pak Aly !, ia kita jadikan media ini untuk sharing dan berbagi ceirta untuk mencari solusi.
Kalo boleh nimbrung ke dalam soalan yang dihadapi teman Pak Aly, kayaknya itu cerita yang pernah saya alami juga tuh sebagai orang yang mau belajar menjadi enterpreneur.
datanya agak kurang sih, nih usahanya di bidang apa ya ? aku anggap di sektor perdagangannya aja ya ?
persoalannya adalah
1. modal kurang
2. karyawan tidak betah, mau minggat terus
tapi kalo aku baca ceritanya persoalannya bukan di modal aja tuh, bagaimana pemasukannya ? cukup nda untuk menutupi keseluruhan biaya operasionalnya ? ataukah bisa kembali modal nda sampai pada masa tertentu (BEP) nya berapa lama ?
kalo soalannya dua hal diatas menurut pengalaman saya ya, solusi yang bisa kita ambil :
1. modal kurang
a. cari informasi peluang - peluang untuk memperoleh suntikan modal dari pihak ketiga, bisa bank, teman, saudara, atau siapa saja yang menurut kita bersedia dan tertarik untuk membantu kita dalam hal permodalan. dan modal itu akan selalu menghampiri setiap usaha yang memiliki prospek menjanjikan serta punya peluang bagus untuk di kembangkan, jadi hal awal yang perlu dilakukan cobalah buat hitung - hitungan perkiraan pemasukan, pengeluaran dalam sebulan misalnya, dan dengan besaran modal yang sudah ditanamkan saat ini, kira - kira berapa lama akan kembali modal. kalo usahanya prospek pasti deh ada yang tertarik dan mau bergabung memberikan suntikan modal, termasuk juga Bank.
b. perlu dikaji lebih dalam, ini khan bukan usaha baru ya, pasti sudah punya modal, kalo terjadi defisit terus bisa jadi sebenarnya persoalannya adalah tidak adanya keseimbangan, maksud saya lebih besar pengeluaran daripada pemasukan ni. kalo pengeluaran untuk menunjang usaha tidak jadi masalah, tapi yang jadi soal adalah kalo pemasukan usaha dipake untuk pengeluaran pribadi atau urusan lain di luar dari kepentingan usaha, biasanya yang sering terjadi sebenarnya kondisi ini sih.
c. kalo udah diketahui persoalannya dimana pasti deh persoalan modal bukan masalah lagi, ia khan ? karena masalahnya bukan di kekurangan modal, tapi pemanfaatan modal yang kurang tepat, dan untuk usaha yang sedang berjalan kendalanya bukan di modal operasional, biasanya di modal investasi dan pengembangan usaha, dimana produktifitas menururn karena adanya penyusutan alat produksi dan investasi, sedangkan kita tidak mampu saving karena memenuhi keperluan pribadi, jadi kita merasa tekor dan modal habis.
2. masalah karyawan yang mau kabur terus (tidak betah)
a. jangan pernah menganggap karyawan sebagai orang lain, untuk memahami karyawan selama ini saya menggaji diri saya sendiri sehingga saya tahu hal apa dan bagaimana sih seorang karyawan ingin diperlakukan. sebagai seorang pekerja saya akan betah di lingkungan kerja yang menghargai keberadaan saya dulu, walaupun gaji saya besar tapi saya merasa tidak nyaman dengan lingkungannya pasti saya akan berhenti dan keluar, dan itu pernah sayab lakukan, jadi perlakukan karyawan sebagai asset dan berikan penghargaan bukan pujian murahan saban harinya, bagaimana cara sederhana untuk memberikan penghargaan dan menganggap mereka sebagai asseet, berikan mereka tanggung jawab yang terukur dan jelas, sehingga ia bisa mengukur dirinya sendiri apakah ia termasuk karyawan potensial atau karyawan yang malas, kalo dia sudah memahami kekurangan dan kesalahannya sendiri kita akan lebih mudah membina dan mengarahkan mereka.
b. tidak semua karyawan matre alias mengutamakan besaran gaji yang mereka terima, karyawan saya beberapa orang diantaranya berpendidikan sarjana (saya tidak tamat kuliah), mereka terbiasa hidup nyaman di kota dengan fasilitas dari orang tua, bahkan ada yang sudah bekerja di sebuah perusahaan besar dan mapan dengan gaji diatas dari yang saya tawarkan, tapi mereka bersedia dan betah ikut saya, kerja di hutan dengan masyarakat kampung, jauh dari fasilitasm, tidur di atas dipan darurat dengan kasur tipis, masak sendiri atau bergiliran, gaji kadang 3 bulan sekali baru terima, tapi mereka semua enjoy, bahkan ketika ada gejolak di dalam lembaga, mereka loyal kepada saya dan angkat kaki dari lembaga (walau ini contoh yang salah ya dalam sebuah sistem), tapi saya tahu mereka - mereka mau kerja dengan saya karena ada sesuatu "nilai" yang tidak bisa di ukur dengan uang, jadi saran saya kenali dulu dan gali motivasi dari karyawan kita itu. nah untuk yang tipe begini sebaikinya saya sarankan kita memberikan mereka dalam bentuk saham bukan semata - mata gaji, karena mereka akan lebih giat lagi bekerja, sehingga dia akan bekerjsa keras dan sungguh - sungguh karena tahu bahwa usaha ini adalah usaha mereka juga, komposisi bagi hasil di akhir tahunnya di sesuaikan atau di patok target - target dengan sistem yang jelas dan transparan.
c. kaitannya dengan tanggung jawab tadi, coba kita bangun sebuah sistem yang jelas dan tegas, karena bagaimanapun karyawan lebih betah bekerja dalam sebuah sistem yang mampu mengawasi daripada bekerja di bawah tatapan melotot :BOSS: yang tidak mau meninggalkan tempat duduknya, kalo kita udah bangun sistem kita sebagai pemilik (owner) bisa tidur - tidur, jalan - jalan atau buka usaha baru lagi, kalau ada sistem yang jelas dan bagus, maka pembagian tanggung jawab juga jelas, maka karyawan merasa punya tanggung jawab dan merasa di hargai, tapi kalo semua serba semrawut dan tergantung instruksi BOSS saja, dipastikan mereka tidak ada motivasi dan kreatifitasnya tumpul, seperti kerbau yang dicocok hidungnya aja kalo di suruh kerja harus di tarik - tarik atau diteriaki dulu.
sebagai tambahan saya pernah alami seperti teman Pak Aly tuh, saya kurang yakin dengan kemampuan orang sekitar saya, jadi mereka selesai kerja saya koreksi lagi, kasih duduk mereka di depan saya dan saya berlaku seperti seorang yang paling tahu dan paling hebat, atau karena tidak mau jengkel saya ambil alih tugas yang saya berikan ke mreka dan semuanya mau saya tangani, dan apa yang saya terima, karyawan saya tersinggung dan kabur semua, dan saya yang akhirnya kewalahan sendiri, jadi tidak punya waktu untuk jalan - jalan, atau sekedar nonton TV.
Tapi coba kalau teman Pak Aly tuh bangun sistemnya dulu, bagaimana alurnya barang masuk, apa yang harus dilakukan, bahkan saya membuat sistem sampai berapa jumlah uang yang harus di tinggalkan di dalam kas apabila pergantian kasir, misalnya uang kas harus 50.000 dengan rincian 10.000 2 lembar, 5.000 3 lembar, 1.000 harus 20 lembar, ..... emang kesannya bertele - tele tapi semua persoalan tidak ada hambatan, tidak pernah saya dengar mereka teriak - teriak minta uang kecil atau minta tolong dibantu tukarkan uang di tempat lain, itu hanya sebagai ilustrasi dan contoh bagaiman sebuah sistem berjalan dan bekerja.
Kita kadang berpikir, kalo kasih orang lain yang kelola usaha kita, kita bisa di curangi, atau mungkin akan di korupsi akhirnya kikta memilih 10 jam menunggui usaha kita itu,
sebagai ilustrasi, kalo sehari usaha kita berpenghasilan 1.000.000, karena mau hemat kita tidak pake karyawan dan kita kelola sendiri, kita berasumsi kita bisa hemat 600.000 misalnya, berarti dalam setahun kita bisa menghemat pengeluaran 7.200, sehingga penghasilan kita utuh masuk Rp 12.000.000. tapi kita kehilangan waktu untuk kumpul dengan keluarga, tidak punya waktu bersantai, tiba - tiba kita sakit, maka kita punya usaha tutup.
Tapi kalo kita bangun sistem dan percayakan kepada orang dan kita cukup meluangkan waktu 2 - 3 jam untuk mengontrol, sehingga kita punya waktu 7 jam untuk melakukan hal lainnya termasuk membuka usaha dan peluang baru.
seandainya kita bisa membuka usaha baru dengan penghasilan sebulan Rp. 1.000.000 juga, sedangkan penghasilan bersih kita setelah potong gaji dari usaha kita yang pertama, Rp. 4.800.000, jadi dalam setahun penghasilan kita bukan 12.000.000 aja, tapi menjadi
Rp 4.800.000 + Rp. 12.000.000, = 16.800.000/tahun
coba kalo kita mantapkan sistem dari usaha kita yang kedua, dan meluangkan waktu 2 - 3 jam saja untuk mengntrol, dan kita kembali bisa buka usaha baru, berapa penghasilan kita dalam setahun di tahun ketiga ?
di tahun keempat saya yakin kita sudah bisa bersantai, jalan - jalan ke Bali, ke Aceh, ke Papua, dan juga bisa bagi - bagi zakat seperti yang di Pasuruan kemarin, dengan demikian usaha bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk usaha kita, karena saya yakin tidak ada yang mau menjadi karyawan seumur hidup, dan banyak kasus saya temui teman - teman saya juga merasa sudah menjadi owner, padahal ia bekerja dari pagi sampai malam, dan tidak ada waktu untuk menikmati jerih payahnya, dan yang bekerja dari siang - malam itu hanya pegawai / karyawan, jadi kita jadi karyawan untuk usaha kita sendiri ? capek deh ???
itu aja saran singkat dari saya, tidak terlalu ilmiah saya rasa, tapi berdasarkan apa yang saya alami dan saya rasakan, dan saya juga saat ini sedang belajar menerapkannya karena saya ingin pensiun di usia 30 tahun nanti, setahun lagi ya !!
Subject: Re: [SIYBIndo] REHAT
To: SIYBIndo@yahoogroup s.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 11:08 AM
ada bagusnya... temen2 menulis artikel di millis ini tentang pengalaman-pengalam an yang bisa dijadikan inspirasi, baik dalam berwirausaha maupun menjalani hidup ini,atau permasalahan- permasalahan untuk dijadikan bahan diskusi...okey. ..pak kholili....oke. ...
saya mulai dengan saya
begini... ada temen saya akhir-akhir ini usahanya agak surut karena persaingan2, dll. dan sebetulnya temen saya ini sangat punya banyak ide tentang marketing, dll. tapi teman saya ini, lagi-lagi terganjal UUD (Ujung-Ujungnya Duit), teman saya ini tidak bisa menekan karyawan karena gaji yang diberikan saat ini bisa dibilang "kurang" karena omset turun...karyawannya yang mulai gelisah dan lirik-lirik tetangga, alias mau kabur..., akhirnya temen saya ini bekerja one man show... untuk pemasaran... agar bisa meningkatkan omset dan bisa memenuhi gaji standar kayawannya.. . (sungguh mulia niatnya), tapi lagi-lagi... mentok.. karena tenaga yang dimiliki sangat terbatas...
dari cerita diatas... ada temen yang bisa kasih saran... untuk sama membantu teman saya ini....
salam SIYB...
aly
JAWAB :
FROM : WALHAMRI WAHID
ide bagus tuh Pak Aly !, ia kita jadikan media ini untuk sharing dan berbagi ceirta untuk mencari solusi.
Kalo boleh nimbrung ke dalam soalan yang dihadapi teman Pak Aly, kayaknya itu cerita yang pernah saya alami juga tuh sebagai orang yang mau belajar menjadi enterpreneur.
datanya agak kurang sih, nih usahanya di bidang apa ya ? aku anggap di sektor perdagangannya aja ya ?
persoalannya adalah
1. modal kurang
2. karyawan tidak betah, mau minggat terus
tapi kalo aku baca ceritanya persoalannya bukan di modal aja tuh, bagaimana pemasukannya ? cukup nda untuk menutupi keseluruhan biaya operasionalnya ? ataukah bisa kembali modal nda sampai pada masa tertentu (BEP) nya berapa lama ?
kalo soalannya dua hal diatas menurut pengalaman saya ya, solusi yang bisa kita ambil :
1. modal kurang
a. cari informasi peluang - peluang untuk memperoleh suntikan modal dari pihak ketiga, bisa bank, teman, saudara, atau siapa saja yang menurut kita bersedia dan tertarik untuk membantu kita dalam hal permodalan. dan modal itu akan selalu menghampiri setiap usaha yang memiliki prospek menjanjikan serta punya peluang bagus untuk di kembangkan, jadi hal awal yang perlu dilakukan cobalah buat hitung - hitungan perkiraan pemasukan, pengeluaran dalam sebulan misalnya, dan dengan besaran modal yang sudah ditanamkan saat ini, kira - kira berapa lama akan kembali modal. kalo usahanya prospek pasti deh ada yang tertarik dan mau bergabung memberikan suntikan modal, termasuk juga Bank.
b. perlu dikaji lebih dalam, ini khan bukan usaha baru ya, pasti sudah punya modal, kalo terjadi defisit terus bisa jadi sebenarnya persoalannya adalah tidak adanya keseimbangan, maksud saya lebih besar pengeluaran daripada pemasukan ni. kalo pengeluaran untuk menunjang usaha tidak jadi masalah, tapi yang jadi soal adalah kalo pemasukan usaha dipake untuk pengeluaran pribadi atau urusan lain di luar dari kepentingan usaha, biasanya yang sering terjadi sebenarnya kondisi ini sih.
c. kalo udah diketahui persoalannya dimana pasti deh persoalan modal bukan masalah lagi, ia khan ? karena masalahnya bukan di kekurangan modal, tapi pemanfaatan modal yang kurang tepat, dan untuk usaha yang sedang berjalan kendalanya bukan di modal operasional, biasanya di modal investasi dan pengembangan usaha, dimana produktifitas menururn karena adanya penyusutan alat produksi dan investasi, sedangkan kita tidak mampu saving karena memenuhi keperluan pribadi, jadi kita merasa tekor dan modal habis.
2. masalah karyawan yang mau kabur terus (tidak betah)
a. jangan pernah menganggap karyawan sebagai orang lain, untuk memahami karyawan selama ini saya menggaji diri saya sendiri sehingga saya tahu hal apa dan bagaimana sih seorang karyawan ingin diperlakukan. sebagai seorang pekerja saya akan betah di lingkungan kerja yang menghargai keberadaan saya dulu, walaupun gaji saya besar tapi saya merasa tidak nyaman dengan lingkungannya pasti saya akan berhenti dan keluar, dan itu pernah sayab lakukan, jadi perlakukan karyawan sebagai asset dan berikan penghargaan bukan pujian murahan saban harinya, bagaimana cara sederhana untuk memberikan penghargaan dan menganggap mereka sebagai asseet, berikan mereka tanggung jawab yang terukur dan jelas, sehingga ia bisa mengukur dirinya sendiri apakah ia termasuk karyawan potensial atau karyawan yang malas, kalo dia sudah memahami kekurangan dan kesalahannya sendiri kita akan lebih mudah membina dan mengarahkan mereka.
b. tidak semua karyawan matre alias mengutamakan besaran gaji yang mereka terima, karyawan saya beberapa orang diantaranya berpendidikan sarjana (saya tidak tamat kuliah), mereka terbiasa hidup nyaman di kota dengan fasilitas dari orang tua, bahkan ada yang sudah bekerja di sebuah perusahaan besar dan mapan dengan gaji diatas dari yang saya tawarkan, tapi mereka bersedia dan betah ikut saya, kerja di hutan dengan masyarakat kampung, jauh dari fasilitasm, tidur di atas dipan darurat dengan kasur tipis, masak sendiri atau bergiliran, gaji kadang 3 bulan sekali baru terima, tapi mereka semua enjoy, bahkan ketika ada gejolak di dalam lembaga, mereka loyal kepada saya dan angkat kaki dari lembaga (walau ini contoh yang salah ya dalam sebuah sistem), tapi saya tahu mereka - mereka mau kerja dengan saya karena ada sesuatu "nilai" yang tidak bisa di ukur dengan uang, jadi saran saya kenali dulu dan gali motivasi dari karyawan kita itu. nah untuk yang tipe begini sebaikinya saya sarankan kita memberikan mereka dalam bentuk saham bukan semata - mata gaji, karena mereka akan lebih giat lagi bekerja, sehingga dia akan bekerjsa keras dan sungguh - sungguh karena tahu bahwa usaha ini adalah usaha mereka juga, komposisi bagi hasil di akhir tahunnya di sesuaikan atau di patok target - target dengan sistem yang jelas dan transparan.
c. kaitannya dengan tanggung jawab tadi, coba kita bangun sebuah sistem yang jelas dan tegas, karena bagaimanapun karyawan lebih betah bekerja dalam sebuah sistem yang mampu mengawasi daripada bekerja di bawah tatapan melotot :BOSS: yang tidak mau meninggalkan tempat duduknya, kalo kita udah bangun sistem kita sebagai pemilik (owner) bisa tidur - tidur, jalan - jalan atau buka usaha baru lagi, kalau ada sistem yang jelas dan bagus, maka pembagian tanggung jawab juga jelas, maka karyawan merasa punya tanggung jawab dan merasa di hargai, tapi kalo semua serba semrawut dan tergantung instruksi BOSS saja, dipastikan mereka tidak ada motivasi dan kreatifitasnya tumpul, seperti kerbau yang dicocok hidungnya aja kalo di suruh kerja harus di tarik - tarik atau diteriaki dulu.
sebagai tambahan saya pernah alami seperti teman Pak Aly tuh, saya kurang yakin dengan kemampuan orang sekitar saya, jadi mereka selesai kerja saya koreksi lagi, kasih duduk mereka di depan saya dan saya berlaku seperti seorang yang paling tahu dan paling hebat, atau karena tidak mau jengkel saya ambil alih tugas yang saya berikan ke mreka dan semuanya mau saya tangani, dan apa yang saya terima, karyawan saya tersinggung dan kabur semua, dan saya yang akhirnya kewalahan sendiri, jadi tidak punya waktu untuk jalan - jalan, atau sekedar nonton TV.
Tapi coba kalau teman Pak Aly tuh bangun sistemnya dulu, bagaimana alurnya barang masuk, apa yang harus dilakukan, bahkan saya membuat sistem sampai berapa jumlah uang yang harus di tinggalkan di dalam kas apabila pergantian kasir, misalnya uang kas harus 50.000 dengan rincian 10.000 2 lembar, 5.000 3 lembar, 1.000 harus 20 lembar, ..... emang kesannya bertele - tele tapi semua persoalan tidak ada hambatan, tidak pernah saya dengar mereka teriak - teriak minta uang kecil atau minta tolong dibantu tukarkan uang di tempat lain, itu hanya sebagai ilustrasi dan contoh bagaiman sebuah sistem berjalan dan bekerja.
Kita kadang berpikir, kalo kasih orang lain yang kelola usaha kita, kita bisa di curangi, atau mungkin akan di korupsi akhirnya kikta memilih 10 jam menunggui usaha kita itu,
sebagai ilustrasi, kalo sehari usaha kita berpenghasilan 1.000.000, karena mau hemat kita tidak pake karyawan dan kita kelola sendiri, kita berasumsi kita bisa hemat 600.000 misalnya, berarti dalam setahun kita bisa menghemat pengeluaran 7.200, sehingga penghasilan kita utuh masuk Rp 12.000.000. tapi kita kehilangan waktu untuk kumpul dengan keluarga, tidak punya waktu bersantai, tiba - tiba kita sakit, maka kita punya usaha tutup.
Tapi kalo kita bangun sistem dan percayakan kepada orang dan kita cukup meluangkan waktu 2 - 3 jam untuk mengontrol, sehingga kita punya waktu 7 jam untuk melakukan hal lainnya termasuk membuka usaha dan peluang baru.
seandainya kita bisa membuka usaha baru dengan penghasilan sebulan Rp. 1.000.000 juga, sedangkan penghasilan bersih kita setelah potong gaji dari usaha kita yang pertama, Rp. 4.800.000, jadi dalam setahun penghasilan kita bukan 12.000.000 aja, tapi menjadi
Rp 4.800.000 + Rp. 12.000.000, = 16.800.000/tahun
coba kalo kita mantapkan sistem dari usaha kita yang kedua, dan meluangkan waktu 2 - 3 jam saja untuk mengntrol, dan kita kembali bisa buka usaha baru, berapa penghasilan kita dalam setahun di tahun ketiga ?
di tahun keempat saya yakin kita sudah bisa bersantai, jalan - jalan ke Bali, ke Aceh, ke Papua, dan juga bisa bagi - bagi zakat seperti yang di Pasuruan kemarin, dengan demikian usaha bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk usaha kita, karena saya yakin tidak ada yang mau menjadi karyawan seumur hidup, dan banyak kasus saya temui teman - teman saya juga merasa sudah menjadi owner, padahal ia bekerja dari pagi sampai malam, dan tidak ada waktu untuk menikmati jerih payahnya, dan yang bekerja dari siang - malam itu hanya pegawai / karyawan, jadi kita jadi karyawan untuk usaha kita sendiri ? capek deh ???
itu aja saran singkat dari saya, tidak terlalu ilmiah saya rasa, tapi berdasarkan apa yang saya alami dan saya rasakan, dan saya juga saat ini sedang belajar menerapkannya karena saya ingin pensiun di usia 30 tahun nanti, setahun lagi ya !!
Label:
PAPUA ENTERPRENEURS CLUB
Minggu, 14 September 2008
Sehari Jadi Reporter Pasca Undur Diri Sebagai Pemred
Satu langkah berani aku ambil, setelah hampir 3 tahhun aku merintis penerbitan Tabloid Gratis SUARA PAPUA, 5 bulan lalu aku putuskan mengundurkan diri (non aktif) sebagai Pemimpin Umum / Pemimpin Redaksi SUARA PAPUA.
Ada kejenuhan sehingga kuputuskan untuk terjun ke dunia lain, dunia nyata dimana aku harus melaluinya yakni dunia pemenuhan kebutuhan hidup, aku mencoba menekuni dunia usaha, aku baru tersadar bahwa selama beberapa tahun di LSM dan sebagai jurnalis aku tidak mempunyai sepeserpun simpanan baik di dompet apalagi di Bank, bahkan dompetpun aku tak punya karena hilang lengkap dengan isi - isinya.
Konflik interest sempat muncul pasca kemunduranku dari SUARA PAPUA, tapi itu adalah dinamika lain dari sisi kehidupanku, yang ingin ku bagi adalah setelah hampir 5 bulan aku mengundurkan diri beberapa aktivitas aku lakukan untuk sekedar penyambung hidup, sampai akhirnya aku terjun dan ikut dalam ToT program SIYB (Enterpreneurship) dari ILO - Papua.
Sedikit - sedikit aku punya bakat wirausaha, hanya saja orang - orang bilang aku terlalu "sok sial" (sosial ... maksudku) jadi bukan tipe pedagang yang pandai mengatur pengeluaran.
Selepas mengikuti ToT di Makassar selama 2 minggu, aku kembali ke Papua tanpa harus melakukan apa, dan akhirnya ku putuskan untuk bergabung ke salah satu media harian yang baru terbit di Jayapura kota kelahiranku.
Hari pertama aku sangat bersemangat, karena selama ini hampir 3 tahun kerjaku adalah di belakang meja dan melakukan lobby - lobby demi kelangsungan media yang ku kelola, meski sesekali aku harus turun lapangan.
Aku ditugaskan dengan sebuah surat tugas sebagai Calon reporter (CR) di Kabupaten Jayapura (Sentani). hari pertama yang ku angkat adalah tentang adanya Pungli, dan beberapa persoalan sosial di masyarakat bawah, dalam kegiatan hunting sehari itulah aku baru mengetahui bagaimana sebenarnya dunia jurnalis di Papua (kota) maksudku selama ini.
Aku 3 tahun terakhir memang lebih banyak di daerah - daerah (kabupaten baru) jadi tidak mengetahui perkembangan dan situasi dunia pers di kota. yang pasti aroma "berburu amplop" sangat terasa sekali, teman - teman wartawan dalam kegiatan peliputan lebih cenderung mengejar "nilai" amplop ketimbang "nilai berita", nara sumber di ukur dari tebalnya kantong dan kerelaan mengucurkan angpao, bukan di nilai dari kapasitas dan kompetensinya dalam memberikan informasi.
Aku sempat ke KPUD yang kebetulan ada pertemuan dengan sejumlah pengurus partai, rupanaya wartawan yang hadir hanya aku, rupanya KPU selama ini dianggap sebagai daerah kering, dan oleh salah seorang anggota KPU usai mewawancarainya aku di sodori selembar uang seratus ribuan.
Demi Allah ... hari itu uang dikantongku hanya Rp. 20.000, tapi sejak awal menekuni profesi ini aku bertekad tidak akan menerima hal semacam itu, secara halus kutolak pemberian anggota KPU dimaksud. responnya sangat di luar dugaan, rupanya selama ia bertugas baru kali itu ada wartawan yang menolak pemberiannya, rasanya kurang etis kalo aku menceritakan bagaimana reaksinya di dalam blog ini, bahkan di pikirnya tariffku lebih tinggi dari pada wartawan lainnya.
Rupanya ada perang tariff juga ya di kalangan pers !
Aku bertekad akan melakukan kampanye anti amplop, sejak dari hari itu, rupanya iklim dan kebiasaan di daerah yang jauh dari aroma amplop membuatku terheran - heran, bahwa begitu tercemarka profesi yang aku tekuni oleh ulah segelintir jurnalis yang tidak memahami untuk apa mereka hadir di tengah masyarakat.
hanya sehari aku hunting di Kabupaten Jayapura, rupanya feature ku tentang aksi pungli di Pasar oleh sejumlah oknum dinas terkait membuat berang pejabat yang sudah kumintai keterangannya.
namun yang lebih membuatku heran lagi, pasca pemberitaanku itu, dari kantor memutuskan untuk sementara tidak menaruh wartawan baru di kantor Bupati mengingat untuk menjaga hubungan baik jadi menunggu wartawan yang selama ini ngepos di situ.
Satu lagi pelajaran berharga, rupanya kepentingan ekonomi lebih kuat mempengaruhi kebijakan redaksi daripada fungsi dan tugas pers itu sendiri, aku tidak bisa berbicara banyak karena kebetulan aku juga sudah kembali ke daerah tempat dimana selama ini aku bertapa dan menjalankan tugas - tugas jurnalistik.
Dari sepenggal pengalaman itu dan beberapa kali berdiskusi serta mengamati kondisi teman - teman wartawan di kota, ada hal yang salah dan perlu di luruskan terhadap profesi pers saat ini.
Aku punya cita - cita seandainya saja aku bisa bertugas secara tetap di kota, aku akan memberikan contoh bagaimana sebenarnya seorang menjunjung tinggi profesi dan menghargai nilai - nilai yang melekat pada profesi, tapi nampaknya dalam waktu dekat ini aku harus berjibaku dulu dengan urusan pribadi dan perutku. karena bagaimanapun aku juga manusia yang punya setumpuk kebutuhan.
Karena aku tahu profesi sebagai jurnalis tidak bisa kujadikan sebagai sumber mata pencaharian, makanya saat ini aku tengah fokus membesarkan usahaku dari hasil menggadaikan BPKB motor pada sebuah bank perkreditan rakyat, hasil pinjam teman dan keluarga. mau tahu usahaku kini ? Tidak jauh - jauh dari dunia komunikasi juga sih, aku saat ini lagi mengelola sebuah warnet, makanya aku bisa nulis dan buat blog ini karena kerjaanku tidak jauh dari yang dulu. nulis dan nulis juga di depan komputer. hidup terasa indah sekarang meski harus peras kepala untuk melakukan renegosiasi pada saat para rentenir datang menagih modal yang kupinjam.
Ada kejenuhan sehingga kuputuskan untuk terjun ke dunia lain, dunia nyata dimana aku harus melaluinya yakni dunia pemenuhan kebutuhan hidup, aku mencoba menekuni dunia usaha, aku baru tersadar bahwa selama beberapa tahun di LSM dan sebagai jurnalis aku tidak mempunyai sepeserpun simpanan baik di dompet apalagi di Bank, bahkan dompetpun aku tak punya karena hilang lengkap dengan isi - isinya.
Konflik interest sempat muncul pasca kemunduranku dari SUARA PAPUA, tapi itu adalah dinamika lain dari sisi kehidupanku, yang ingin ku bagi adalah setelah hampir 5 bulan aku mengundurkan diri beberapa aktivitas aku lakukan untuk sekedar penyambung hidup, sampai akhirnya aku terjun dan ikut dalam ToT program SIYB (Enterpreneurship) dari ILO - Papua.
Sedikit - sedikit aku punya bakat wirausaha, hanya saja orang - orang bilang aku terlalu "sok sial" (sosial ... maksudku) jadi bukan tipe pedagang yang pandai mengatur pengeluaran.
Selepas mengikuti ToT di Makassar selama 2 minggu, aku kembali ke Papua tanpa harus melakukan apa, dan akhirnya ku putuskan untuk bergabung ke salah satu media harian yang baru terbit di Jayapura kota kelahiranku.
Hari pertama aku sangat bersemangat, karena selama ini hampir 3 tahun kerjaku adalah di belakang meja dan melakukan lobby - lobby demi kelangsungan media yang ku kelola, meski sesekali aku harus turun lapangan.
Aku ditugaskan dengan sebuah surat tugas sebagai Calon reporter (CR) di Kabupaten Jayapura (Sentani). hari pertama yang ku angkat adalah tentang adanya Pungli, dan beberapa persoalan sosial di masyarakat bawah, dalam kegiatan hunting sehari itulah aku baru mengetahui bagaimana sebenarnya dunia jurnalis di Papua (kota) maksudku selama ini.
Aku 3 tahun terakhir memang lebih banyak di daerah - daerah (kabupaten baru) jadi tidak mengetahui perkembangan dan situasi dunia pers di kota. yang pasti aroma "berburu amplop" sangat terasa sekali, teman - teman wartawan dalam kegiatan peliputan lebih cenderung mengejar "nilai" amplop ketimbang "nilai berita", nara sumber di ukur dari tebalnya kantong dan kerelaan mengucurkan angpao, bukan di nilai dari kapasitas dan kompetensinya dalam memberikan informasi.
Aku sempat ke KPUD yang kebetulan ada pertemuan dengan sejumlah pengurus partai, rupanaya wartawan yang hadir hanya aku, rupanya KPU selama ini dianggap sebagai daerah kering, dan oleh salah seorang anggota KPU usai mewawancarainya aku di sodori selembar uang seratus ribuan.
Demi Allah ... hari itu uang dikantongku hanya Rp. 20.000, tapi sejak awal menekuni profesi ini aku bertekad tidak akan menerima hal semacam itu, secara halus kutolak pemberian anggota KPU dimaksud. responnya sangat di luar dugaan, rupanya selama ia bertugas baru kali itu ada wartawan yang menolak pemberiannya, rasanya kurang etis kalo aku menceritakan bagaimana reaksinya di dalam blog ini, bahkan di pikirnya tariffku lebih tinggi dari pada wartawan lainnya.
Rupanya ada perang tariff juga ya di kalangan pers !
Aku bertekad akan melakukan kampanye anti amplop, sejak dari hari itu, rupanya iklim dan kebiasaan di daerah yang jauh dari aroma amplop membuatku terheran - heran, bahwa begitu tercemarka profesi yang aku tekuni oleh ulah segelintir jurnalis yang tidak memahami untuk apa mereka hadir di tengah masyarakat.
hanya sehari aku hunting di Kabupaten Jayapura, rupanya feature ku tentang aksi pungli di Pasar oleh sejumlah oknum dinas terkait membuat berang pejabat yang sudah kumintai keterangannya.
namun yang lebih membuatku heran lagi, pasca pemberitaanku itu, dari kantor memutuskan untuk sementara tidak menaruh wartawan baru di kantor Bupati mengingat untuk menjaga hubungan baik jadi menunggu wartawan yang selama ini ngepos di situ.
Satu lagi pelajaran berharga, rupanya kepentingan ekonomi lebih kuat mempengaruhi kebijakan redaksi daripada fungsi dan tugas pers itu sendiri, aku tidak bisa berbicara banyak karena kebetulan aku juga sudah kembali ke daerah tempat dimana selama ini aku bertapa dan menjalankan tugas - tugas jurnalistik.
Dari sepenggal pengalaman itu dan beberapa kali berdiskusi serta mengamati kondisi teman - teman wartawan di kota, ada hal yang salah dan perlu di luruskan terhadap profesi pers saat ini.
Aku punya cita - cita seandainya saja aku bisa bertugas secara tetap di kota, aku akan memberikan contoh bagaimana sebenarnya seorang menjunjung tinggi profesi dan menghargai nilai - nilai yang melekat pada profesi, tapi nampaknya dalam waktu dekat ini aku harus berjibaku dulu dengan urusan pribadi dan perutku. karena bagaimanapun aku juga manusia yang punya setumpuk kebutuhan.
Karena aku tahu profesi sebagai jurnalis tidak bisa kujadikan sebagai sumber mata pencaharian, makanya saat ini aku tengah fokus membesarkan usahaku dari hasil menggadaikan BPKB motor pada sebuah bank perkreditan rakyat, hasil pinjam teman dan keluarga. mau tahu usahaku kini ? Tidak jauh - jauh dari dunia komunikasi juga sih, aku saat ini lagi mengelola sebuah warnet, makanya aku bisa nulis dan buat blog ini karena kerjaanku tidak jauh dari yang dulu. nulis dan nulis juga di depan komputer. hidup terasa indah sekarang meski harus peras kepala untuk melakukan renegosiasi pada saat para rentenir datang menagih modal yang kupinjam.
Kamis, 04 September 2008
TENTANG KASUS SALAH TANGKAP POLRI
Hari ini aku lihat di TV rame dibicarakan tentang kasus salah tangkap, dan seorang perwira polisi kalo tidak salah ingat Nataprawira mengatakan bahwa itu adalah kesalahan dan kelalaian oknum, dari komentarnya itu sudah nyata, ada upaya cuci tangan dari pihak kepolisian. mungkin benar, itu adalah kesalahan oknum tapi perlu di ingat bahwa oknum tidak berdiri sendiri, tapi ia berada dalam suatu sistem yang sudah mengurat berakar sejak beberapa puluh tahun institusi Polri di dirikan, ini pertanda bahwa ada kesalahan dalam tata kelola institusi Polri itu.
Tidak bisa kita semudah itu melepaskan tanggung jawab dan mengatakan bahwa itu kelalaian oknum, setelah tindakan merampas dan memberangus Hak Azasi orang lain, karena menurut pemahaman saya oknum berada dalam sebuah sistem yang sudah ditata dan terstruktur mulai dari proses rekruitment, pendidikan, pembinaan, prosedur tetap (PROTAP), sampai dengan pengawasan dan kontrol dalam mereka menjalankan tugas dan fungsinya, bila kesalahan yang sama terjadi berulang - ulang tidak bisa kita mengatakan bahwa kelalaian oknum, oknum bisa lalai karena ada yang tidak beres dalam sebuah institusi mulai dari proses rekuitmen sampai dengan pengawasan.
Pengalaman saya di lapangan juga menunjukkan bahwa di tingkat atas polisi memang mengkampanyekan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, namun di tingkat bawah, masih banyak anggota polisi (oknum .... maksudnya) yang memposisikan diri sebagai Hakim yanag berhak memvonis dan memutuskan seseorang bersalah, jadi pantas saja anggota kepolisian bagi masyarakat bawah masih di anggap sebagai "institusi yang menakutkan", dan kalo bisa dihindari untuk berurusan dengan mereka.
Untuk 4 kasus salah tangkap yang sudah terjadi, kita melihat peran Lawyer sama sekali tidak berjalan, negara sudah gagal memberikan perlindungan hukum bagi para terpidana yang harus menerima tuntutan atas perbuatan yang tidak mereka lakukan.
Memang perlu ada reformasi dalam tubuh asosiasi lawyer kita, agar mereka bisa menyadari statusnya sebagai penasehat hukum bukan pembela, seperti yang dipraktekkan oleh teman - teman pengacara, yang bertujuan satu, memperjuangkan seringan - ringannya hukuman bagi para klien mereka sekalipun harus melakukan tindakan tidak terpuji, seperti suap yang terjadi dalam kasus Urip Tri Gunawan misalnya.
Pengacara - pengacara kita adalah bagian dari mafia peradilan itu sendiri, jadi diperlukan satu gebrakan nyata dari institusi atau asosiasi lawyer yang ada di indonesia untuk meperbaiki citra para pengacara kita ini. Bagaimana menurut teman - teman ?
walhamri-wahid@gmail.com, amritop_amri@yahoo.com
Jayapura - Papua
Institute of People Independence (IPI) - Papua
Alamat : jalan Youtefa No. 34 Abepura,
HP. 081344503090
Tidak bisa kita semudah itu melepaskan tanggung jawab dan mengatakan bahwa itu kelalaian oknum, setelah tindakan merampas dan memberangus Hak Azasi orang lain, karena menurut pemahaman saya oknum berada dalam sebuah sistem yang sudah ditata dan terstruktur mulai dari proses rekruitment, pendidikan, pembinaan, prosedur tetap (PROTAP), sampai dengan pengawasan dan kontrol dalam mereka menjalankan tugas dan fungsinya, bila kesalahan yang sama terjadi berulang - ulang tidak bisa kita mengatakan bahwa kelalaian oknum, oknum bisa lalai karena ada yang tidak beres dalam sebuah institusi mulai dari proses rekuitmen sampai dengan pengawasan.
Pengalaman saya di lapangan juga menunjukkan bahwa di tingkat atas polisi memang mengkampanyekan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, namun di tingkat bawah, masih banyak anggota polisi (oknum .... maksudnya) yang memposisikan diri sebagai Hakim yanag berhak memvonis dan memutuskan seseorang bersalah, jadi pantas saja anggota kepolisian bagi masyarakat bawah masih di anggap sebagai "institusi yang menakutkan", dan kalo bisa dihindari untuk berurusan dengan mereka.
Untuk 4 kasus salah tangkap yang sudah terjadi, kita melihat peran Lawyer sama sekali tidak berjalan, negara sudah gagal memberikan perlindungan hukum bagi para terpidana yang harus menerima tuntutan atas perbuatan yang tidak mereka lakukan.
Memang perlu ada reformasi dalam tubuh asosiasi lawyer kita, agar mereka bisa menyadari statusnya sebagai penasehat hukum bukan pembela, seperti yang dipraktekkan oleh teman - teman pengacara, yang bertujuan satu, memperjuangkan seringan - ringannya hukuman bagi para klien mereka sekalipun harus melakukan tindakan tidak terpuji, seperti suap yang terjadi dalam kasus Urip Tri Gunawan misalnya.
Pengacara - pengacara kita adalah bagian dari mafia peradilan itu sendiri, jadi diperlukan satu gebrakan nyata dari institusi atau asosiasi lawyer yang ada di indonesia untuk meperbaiki citra para pengacara kita ini. Bagaimana menurut teman - teman ?
walhamri-wahid@gmail.com, amritop_amri@yahoo.com
Jayapura - Papua
Institute of People Independence (IPI) - Papua
Alamat : jalan Youtefa No. 34 Abepura,
HP. 081344503090
Selasa, 02 September 2008
Eduard Fonataba – Berthus Kyeuw Kyeuw MENANGKAP PELUANG OTSUS

Oleh : Walhamri Wahid
Otonomi Khusus (Otsus), adalah sebuah konsep penyerahan sebagian kewenangan yang dahulu di monopoli oleh pusat kepada daerah (desentralisasi), dimana di era Otsus ini daerah benar – benar diberikan kewenangan untuk mengambil dan menerapkan kebijakan – kebijakan yang menurut mereka lebih relevan dan mampu menjawab apa yang menjadi pergumulan masyarakatnya.
Di Provinsi Papua sendiri, disaat beberapa daerah atau elite – elite politik menyibukkan diri dengan segudang permasalahan yang bernuansa politis mengenai pro kontra Otsus, dimana seperti banyak dikatakan oleh orang bahwa Otsus adalah bargaining, dimana terkadang beberapa pihak berusaha memaksakan kehendaknya dengan berlindung atau menjadikan Otsus sebagai “barang jualan”, tidak demikian yang terjadi di Kabupaten Sarmi.
“Energi kami tercurah hanya untuk bagaimana membangun daerah Sarmi ini, ngapain kita menyibukkan diri dalam lingkaran polemic semacam itu,” tegas Berthus Kyeuw – Kyeuw, BA, MPA, Wakil Bupati Sarmi yang mengaku telah berkomitmen dengan Bupati Drs. Eduard Fonataba, MM untuk lebih mendekatkan “tangan – tangan pemerintah” yang merupakan kepanjangan “tangan Tuhan”, karena menurutnya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan, dan perekonomian yang mapan adalah jawaban dari segala macam perjuangan dan upaya – upaya “memancing di air keruh” yang dilakukan oleh segelintir masyarakat.
Sebenarnya masyarakat di tingkat bawah (akar rumput) tidak terlalu memikirkan tentang berbagai polemic yang terjadi di Papua, namun rakyat hanya menginginkan kapan mereka bisa hidup lebih layak, kapan mereka bisa memiliki rumah yang sehat, kapan anak sekolah mereka bisa bersekolah tanpa dikejar – kejar biaya sekolah, yang intinya semua bermuara pada kesejahteraan.
“Dengan Otonomi Khusus inilah, semua keinginan masyarakat itu harus kita jawab”, ujar Eduard Fonataba sembari memaparkan bahwa dirinya dan Berthus Kyeuw Kyeuw lebih focus bagaimana menangkap peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditawarkan oleh Otsus.
Apa yang dikatakan dua orang petinggi di Kabupaten Sarmi tersebut memang tidak hanya sebatas jargon atau retorika belaka, menjelang 1 tahun kepemimpinan Eduard Fonataba dimana ketika ia dilantik bersama Berthus Kyeuw Kyeuw pada 26 Agustus 2005 yang lalu beberapa terobosan telah dilakukan, indicator yang nampak adalah di Tahun Anggaran 2005 yang lalu Belanja Publik Kabupaten Sarmi lebih besar dari Belanja Aparaturnya, mencapai ………….
Alokasi dana yang berpihak kepada masyarakat, tersebut menunjukkan komitmen keduanya, terlebih lagi hal tersebut terimplementasi di lapangan, meski di Tahun 2006 ini Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Sarmi mencapai 426 Milyar lebih, akan tetapi tidak ada perubahan drastic khususnya dalam hal penyediaan fasilitas penunjang bagi para pejabat di Sarmi.
Semua masih seperti dulu, Bupati masih menggunakan sebuah kijang berwarna abu – abu yang pada bulan April nanti genap berusia 3 tahun (dipakai sejak masih menjabat carateker), demikian juga dengan Wakil Bupati juga lebih memilih mengendarai sebuah Panther plat kuning ketika mobilnya sedang dalam perbaikan selama beberapa bulan, dan rasanya hal yang cukup membuat kita terheran – heran adalah kesediaan para Kepala Dinas maupun Kepala Bagian yang berseliweran hanya mengendarai sebuah sepeda motor merk Honda dari berbagai varian.
Kepemimpinan sederhana yang dikembangkan justru berbanding terbalik dengan jam kerja kedua petinggi di Sarmi tersebut, hampir setiap malam, setelah melayani masyarakat pada pagi hingga siang hari, malam harinya mulai dari pukul 20.00 WIT – selesai di depan pintu kantor Bupati maupun Wakil Bupati masih terlihat antrian masyarakat.
“Bapak ini termasuk kategori gila kerja, saya sendiri terkadang kewalahan, karena mau istirahat tiba – tiba ada panggilan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang mendadak”, ujar seorang perempuan berusia 30-an yang mengaku bernama Yosina dan biasa menangani urusan keuangan Bupati, dan tidak hanya pagi kadang juga malam hari tambahnya lagi ketika ditemui di halaman depan Kantor Bupati pada hari libur namun ia mengaku baru saja menyediakan sejumlah dana kepada masyarakat yang meminta bantuan.
Dalam setiap arahannya di depan masyarakat, Fonataba selalu menekankan perlunya peningkatatan kinerja aparat maupun kesadaran masyarakat untuk membangun daerah ini, karena Otsus yang diberikan kepada orang Papua bukan untuk memanjakan, namun sebaliknya sebagai alat pemacu dan pemicu agar orang Papua mau bekerja keras dan menangkap peluang yang diberikan pemerintah dengan Otsus ini demi peningkatan kualitas hidup.
“Ini uang rakyat kok, sudah sepantasnya rakyat menikmatinya,” komentar singkat Eduard Fonataba ketika ditanyakan sehubungan banyaknya permintaan bantuan yang diajukan oleh masyarakat untuk kebutuhan yang sifatnya pribadi sekalipun.
Kita akan terheran – heran bila di Kabupaten Sarmi Bupati akan memberikan bantuan diatas 10 juta kepada masyarakat biasa yang ingin berobat ke Kota Jayapura, atau mencarter pesawat untuk membawa warganya yang sedang “koma”, dimana dari beberapa informasi yang berhasil di himpun wartawan Suara Papua, bantuan insidentil kepada masyarakat di Tahun 2006 ini sampai dengan pertengahan bulan ke- 2 (Februari) sudah hampir mencapai 2 milyard rupiah.
Hal ini bila dilihat dari sisi pendistribusian dana merupakan sesuatu yang membanggakan, karena masyarakat bisa merasakan apa manfaat dari pemekaran itu sendiri, hanya saja ke depan bila tidak selektif, justru akan membentuk pola pikir dan sikap negative di masyarakat yang cenderung “malas”, dan mengharapkan bantuan dari Pemerintah terus, meski pada dasarnya untuk itulah sebuah Negara (pemerintah) ada.
Namun paling tidak dana – dana bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat untuk tujuan produktif bukan konsumtif, namun bukan berarti tidak ada dana untuk usaha perekonomian masyarakat yang produktif.
Melalui Dinas Perekonomian Daerah seperti dijelaskan oleh Kadinas Perekda yang juga menjabat sebagai Plh. Sekretaris Daerah di tahun 2005 hingga kini Ir. Alberthus Suripno, pemerintah di tahun 2004 menyediakan dana bantuan usaha kecil dan menengah sebesar 1 Milyard lebih, sedangkan di tahun 2005 naik menjadi 2 Milyar lebih dan di tahun 2006 ini seperti disampaikan Bupati maupun Wakil Bupati dalam setiap kesempatan akan dinaikkan menjadi 5 Milyard dengan pendistribusian yang lebih menyentuh distrik – distrik luar (Mamberamo Hulu, Mamberamo Hilir, Mamberamo Tengah, Pantai Barat, Tor Atas, Mamberamo Tengah Timur, Apawer Hulu, Rufaer).
“di tahun ini kita akan lebih melihat usaha masyarakat di distrik - distrik yang belum terlalu menikmati, karena distrik Sarmi selama ini sudah cukup menerima bantuan yang banyak, jadi perlu ada pemerataan”, ujar Fonataba.
Penguatan masyarakat melalui pendistribusian dana juga diimbangi dengan penyediaan infra struktur baik itu berupa sarana pendidikan, kesehatan, maupun sarana penunjang aktivitas pelayanan public lainnya, memang belum memenuhi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat tapi paling tidak beberapa peningkatan bisa dilihat di beberapa kampung yang dahulu sekolahnya hanya terdiri dari 3 lokal saat ini telah bertambah menjadi 6 lokal.
“Kalau ada yang bilang tidak ada peningkatan di sector pendidikan, itu berarti buta, coba lihat di Bagaiserwar dahulunya hanya 3 lokal sekarang sudah 6 lokal”, ujar Bupati sambil menyebut beberapa nama – nama desa lainnya.
Pembangunan Kota Baru Petam merupakan salah satu pilot project Bupati Sarmi yang berorientasi lingkungan dan visi jauh ke depan, dimana sebuah hutan belantara yang dahulunya hanya dilalui truk – truk logging milik perusahaan HPH kini telah “disulap” menjadi sebuah kota baru, benar – benar baru karena tidak ada pemukiman atau perkampungan besar disana.
Keberhasilan itu sendiri tidak dibangun di atas segala kemudahan, namun hampir setiap langkah yang dilakukan kedua petinggi Sarmi dan jajarannya, masih selalu diterpa isu – isu miring dan tak sedap baik dalam sisi penggunaan dana maupun pemanfaatannya, namun semua itu berhasil di tepis dengan hasil pemeriksaan baik dari Tim BPKP maupun Kejaksaan.
“tidak ada korupsi atau pekerjaan fiktif di Sarmi, tapi kalau kesalahan administrasi kami memang mengakui, namun itu semua karena kondisi dan keterbatasan ruang dan waktu sehingga mengharuskan kami menerabas beberapa prosedur administrasi demi menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar Fonataba ketika melaporkan setahun kepemimpinannya dalam Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Partai Golkar sebagai partai pengusung keduanya.
Pola pemerintahan yang “tidak anti kritik” juga merupakan salah satu ciri khas yang ditonjolkan oleh Pemerintah, namun bukan berarti kebebasan bersuara tidak dibarengi dengan kemauan mendengar pemerintah, justru sikap terbuka yang diterapkan Fonataba telah terbukti dari beberapa tindakan yang diambil olehnya dengan memberhentikan “anak buahnya” yang dinilai telah melenceng seperti yang terjadi pada seorang Kadistrik di wilayah Mamberamo yang dicopot dari jabatannya.
“kritik haruslah membangun dan objektif, tidak bisa kita mengkritik kekurangan tanpa pernah mengakui adanya kelebihan yang terlihat, orang tua kita bilang, gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan terlihat”, ujar Fonataba dalam suatu acara.
Sebagai daerah baru yang belum genap berusia setahun (definitive), Sarmi merupakan salah satu contoh daerah yang berhasil menangkap peluang Otsus yang diberikan pusat kepada daerah, sehingga kewenangan penuh pada seorang pemimpin benar – benar “people oriented” bukan “communal oriented” apalagi individual. Hal itu bisa, karena pemimpin menyadari untuk apa dan bagi siapa ia ada di daerah tersebut. ***
Sebar SMS Isu Makanan Beracun Relawan LSM Dicokok Polisi
Kabar baik. Tersangka penyebar teror isu makanan beracun itu sudah diketahui dan menurut keterangan resmi aparat adalah relawan sebuah LSM yakni Elsham Papua, apakah berarti usai sudah masalah teror tersebut, masalahnya tersangka mengakui sudah mengirimkan SMS yang “diterimanya” kepada 6 orang, lantas dari mana “ia terima” SMS yang di kirim kembali itu, apakah hasil kreasi IS ataukah ia hanya bertindak sebagai “penyambung” saja, masih butuh proses penyidikan untuk mengungkapnya, lantas bagaimana dengan teror SMS yang diterima oleh Albert Rumbekwan, apakah berasal dari orang yang sama, ataukah memang ada upaya untuk ”bikin kabur” agar agenda utama terabaikan hingga kita baru tersadar begitu ada korban ?
Penebar terror via short message system (SMS) soal isu makanan beracun, yang telah beberapa lama menjadi target operasi, akhirnya berhasil diketahui. Kamis (18/10) di Jl. Sam Ratulangi APO didepan GOR Cenderawasih – Jayapura Pukul 18:00 wit, tersangka berhasil di cokok polisi.
Pelaku yang berinisial SI (43) ini diketahui melibatkan dirinya sebagai relawan Elsham Papua. Wakapolda Papua Brigjen Pol. Andi Lolo kepada wartawan Jumat (19/10) membenarkan, kalau aktifis LSM ternama di Papua ini sedang dilakukan pemeriksaan, karena yang bersangkutan diduga sebagai salah satu pelaku yang menebarkan terror melalui SMS. “Pelaku adalah karyawan salah satu perusahaan di Jayapura sekaligus relawan Elsam Papua,’’kata Wakapolda.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku sudah mengakui perbuatannya. Bahwa SMS berisi hasutan yang diterimanya telah ia sebarkan sebanyak enam kali. Sedangkan motif pelaku menyebarkan SMS itu hingga saat ini masih diselidiki.
Motif pelaku menyebarkan SMS tersebut hingga saat ini belum diketahui secara pasti, namun penyidik masih terus mengembangkannya. .
Penangkapan terhadap pelaku penebar sms ini, tidak terlepas dari keterangan sepasang suami istri yang sebelumnya pernah diperiksa, karena juga mengirim SMS yang bunyinya sama. Pelaku sendiri terancam dijerat dengan pasal 160 dan 134 KUHP yakni tentang penghasutan dan penghinaan terhadap kepala Negara.
Sementara itu pengacara pelaku Mis Muabuay dan Aloysius Renwarin yang juga Koordinator Elsham Papua mengatakan, sudah mendampingi kliennya sejak pemeriksaan awal dilakukan. Kamis malam beberapa saat setelah penangkapan, kliennya sudah diperiksa, dan sebanyak 40 pertanyaan dilayangkan oleh penyidik.
Meski kliennya sudah resmi ditahan, sebagai pengacara pihaknya akan berupaya meringankan hukuman bagi kliennya.
Aloysius Renwarin saat ditanya tentang penangkapan relawan Elsham ini, mengatakan menghormati proses hukum yang saat ini berjalan.
Namun, tindakan pelaku sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Elsham yang dipimpinnya. “ Ini sama sekali ga da kaitannya dengan Elsam. Seandainya hal itu saya ketahui jauh-jauh hari, pasti saya larang,’’tuturnya.
Karena siapapun bisa menjadi relawan Elsam, namun bukan untuk menyebarkan terror. Elsham tetap komitmen menjaga Papua sebagai zona damai. SI menurut Alloy pernah juga menjadi menjadi pengacara pelaku penembakan di mile 68 beberapa tahun lalu serta kuasa hukum bagi pelaku peristiwa 16 Maret setahun lalu.( odeodata h Julia).
Penebar terror via short message system (SMS) soal isu makanan beracun, yang telah beberapa lama menjadi target operasi, akhirnya berhasil diketahui. Kamis (18/10) di Jl. Sam Ratulangi APO didepan GOR Cenderawasih – Jayapura Pukul 18:00 wit, tersangka berhasil di cokok polisi.
Pelaku yang berinisial SI (43) ini diketahui melibatkan dirinya sebagai relawan Elsham Papua. Wakapolda Papua Brigjen Pol. Andi Lolo kepada wartawan Jumat (19/10) membenarkan, kalau aktifis LSM ternama di Papua ini sedang dilakukan pemeriksaan, karena yang bersangkutan diduga sebagai salah satu pelaku yang menebarkan terror melalui SMS. “Pelaku adalah karyawan salah satu perusahaan di Jayapura sekaligus relawan Elsam Papua,’’kata Wakapolda.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku sudah mengakui perbuatannya. Bahwa SMS berisi hasutan yang diterimanya telah ia sebarkan sebanyak enam kali. Sedangkan motif pelaku menyebarkan SMS itu hingga saat ini masih diselidiki.
Motif pelaku menyebarkan SMS tersebut hingga saat ini belum diketahui secara pasti, namun penyidik masih terus mengembangkannya. .
Penangkapan terhadap pelaku penebar sms ini, tidak terlepas dari keterangan sepasang suami istri yang sebelumnya pernah diperiksa, karena juga mengirim SMS yang bunyinya sama. Pelaku sendiri terancam dijerat dengan pasal 160 dan 134 KUHP yakni tentang penghasutan dan penghinaan terhadap kepala Negara.
Sementara itu pengacara pelaku Mis Muabuay dan Aloysius Renwarin yang juga Koordinator Elsham Papua mengatakan, sudah mendampingi kliennya sejak pemeriksaan awal dilakukan. Kamis malam beberapa saat setelah penangkapan, kliennya sudah diperiksa, dan sebanyak 40 pertanyaan dilayangkan oleh penyidik.
Meski kliennya sudah resmi ditahan, sebagai pengacara pihaknya akan berupaya meringankan hukuman bagi kliennya.
Aloysius Renwarin saat ditanya tentang penangkapan relawan Elsham ini, mengatakan menghormati proses hukum yang saat ini berjalan.
Namun, tindakan pelaku sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Elsham yang dipimpinnya. “ Ini sama sekali ga da kaitannya dengan Elsam. Seandainya hal itu saya ketahui jauh-jauh hari, pasti saya larang,’’tuturnya.
Karena siapapun bisa menjadi relawan Elsam, namun bukan untuk menyebarkan terror. Elsham tetap komitmen menjaga Papua sebagai zona damai. SI menurut Alloy pernah juga menjadi menjadi pengacara pelaku penembakan di mile 68 beberapa tahun lalu serta kuasa hukum bagi pelaku peristiwa 16 Maret setahun lalu.( odeodata h Julia).
“Ini Resiko Pekerjaan Kami”
Jayapura – SUARA PAPUA
Masyarakat Papua sepertinya belum bisa hidup tenang. Aksi terror lewat sms, isu makanan dan minuman beracun beberapa minggu belakangan ini cukup membuat resah masyarakat dan timbul rasa saling curiga antara penduduk asli dan pendatang. Tidak hanya itu saja, para aktifis HAM Papua, yang sehari –harinya bergelut dengan Human Rights Defender (HRD), juga menerima terror sms yang mengancam jiwa mereka, sehingga membuat repot aparat kepolisian kita.
Dipertengahan September lalu, Mabes Polda Papua yang terletak di Jl Sam Ratulangi APO – Jayapura didatangi para aktifis HAM Papua. Kunjungan mereka ke Polda itu untuk melaporkan pengancaman dan terror atas diri Pastor John Djonga Pr.
Pater John sehari – harinya menjalani tugas pastoralnya di Paroki St Michael Waris Dekenat Keerom sebagai pastor paroki. Pater John merasa dirinya diintimidasi oleh Danpos Kopassus Lettu Usman di Pos Banda.
Sebelum Pater John, aksi terror dan intimidasi juga dialami Ketua Komnas HAM Albert Rumbekwan. Bahkan di peneror menurut kisah Albert sudah berani masuk kedalam rumahnya disaat lampu padam.
Lantas bagaimana tanggapan dari orang nomor satu di Polda Papua, atas rangkaian isu –isu ini. “Jangan terpancing, karena ini hanya kerjaan orang iseng saja,”kata kapolda Papua Irjen Pol Max D Aer.
Sebagai orang nomor satu di jajaran Polda Papua, Kapolda Max menganggap
terror via sms dan issu yang melanda Papua akhir-akhir ini beredar diberbagai daerah bukan dilakukan secara sistematis, namun ini hanya kerjaan orang iseng saja.
Meski demikian, yang pasti tujuannya menciptakan keresahan ditengah-tengah masyarakat.
Untuk itu kapolda mengharapkan masyarakat jangan mudah terpancing dan terprovokasi apalagi sampai termakan isu – isu menyesatkan seperti ini.
Justru harus waspada dengan issu dan teror tersebut dan harus bertanya sebenarnya ada apa dibalik itu semua. Untuk itu peran para tokoh agama, adat dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyikapi issu dan terror. Jangan malah ikut menjadi pemicu keresahan masyarakat.
Tentunya para penyebar issu dan teror itu tidak menginginkan Papua aman seperti yang terjadi selama ini. Hingga mereka mencoba mengadu domba masyarakat dengan cara seperti itu.
Akibat issu dan teror, beberapa daerah di Papua sempat mencekam, karena termakan issu. Di Wamena gara-gara issue rokok beracun, warga masyarakat bentrok dan merusak kios milik warga pendatang milik Poltak Pangabean. Kebetulan korban Tettina Elokore (korban) membeli rokok di kios miliknya.
Di Dekai ibukota kabupaten Yahukimo Sabtu malam (22/9) warga setempat membakar kios yang kebetulan milik anggota TNI. Warga mencurigai kios ini menjual air mineral beracun, karena saat dipencet botol langsung bocor. Akibat pembakaran ini tiga rumah disamping kios ikut pula terbakar.
Kabupaten Boven Digul ada issu masyarakat keracunan dari minyak goreng dan rokok, warga pun terpancing dan menyerang aparat kepolisian. Kabupaten Fakfak juga beredar issu makanan beracunan yang hampir berbuntut bentrok antar warga.
Sampai –sampai akibat isu ini, Polda Papua melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan mendatangkan peralatan dari Mabes Polri untuk menelusuri issu dan terror via sms yang melanda Papua sekitar tiga minggu belakangan ini. Peralatan dari Mabes Polri itu nantinya, untuk melacak pelaku terror yang sering mengancam dan menerbaskan issu via sms.
Dan hasilnya tampaknya sudah mulai membuahkan hasil, dimana seperti disampaikan oleh pihak Polda bahwa sudah ada dua orang yang sementara ini diperiksa namun belum bisa di buka keterangan mereka kepada masyarakat.
Senada dengan Kapolda, Dir Reskrim Polda Papua Kombes Pol Paulus Waterpauw, juga mengingatkan isu – isu yang ada ini harus dibuat jangan semakin mengkristal dan harus berhenti sampai disini saja..
Waterpauw yang saat kericuhan di Wamena, kebetulan berada di sana , melihat situasi di Papua ini, pihak kepolisian segera mengantisipasi khususnya dari kepala kesatuan masing-masing untuk mengamati dan mengawasi perkembangan situasi.
“Harus ada himbauan tegas dengan pemprov Papua, sebab di masyarakat ini terlalu banyak terjemahannya dan cepat sekali terpancing. Tetapi dari yang saya amati, mereka masih mendengar, pihak – pihak yang sangat dekat dengan mereka seperti orang yang dituakan atau yang lama berada di situ,”ujarnya.
Untuk itu hendaknya jangan sampai ada lagi peristiwa seperti ini lagi. Bila ada isu atau terror tidak perlu dibesar –besarkan sebelum ada pembuktian yang jelas.
Hanya saja pada derajat masyarakat lapisan yang paling bawah, soal isu – isu seperti ini memang agak susah untuk diredam dan tak pernah berhenti, karena dalam kehidupan masyarakat di Papua ini, seperti dalam satu lingkaran kehidupan yang menyatu, sehingga mudah termakan isu.
Maraknya isu dan ancaman by sms ini, membuat Polresta Jayapura langsung mengeluarkan himbauan agar masyarakat jangan mudah terpancing atau terprovokasi dengan issu atau hasutan yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Seperti issu penculikan maupun keracunan makanan.
“Issu penculikan dan keracunan makanan yang kini marak tidaklah benar. Dari pantauan kita sama sekali tidak ada bukti masyarakat keracunan makanan atau sengaja diracuni,’’ ujar kapolresta Jayapura AKBP Robert Djonso.
Sebagai orang nomor satu di bidang kamtibmas jajaran Polresta Jayapura , ia menegaskan jika masyarakat mendapat issu tersebut, lebih baik menanyakannya langsung kepada pihak berwajib. Sebagai polisi, mereka setiap saat siap melayani.
Masyarakat juga, harus terus menjaga toleransi beragama seperti yang terjalin selama ini.
Masyarakat Papua sepertinya belum bisa hidup tenang. Aksi terror lewat sms, isu makanan dan minuman beracun beberapa minggu belakangan ini cukup membuat resah masyarakat dan timbul rasa saling curiga antara penduduk asli dan pendatang. Tidak hanya itu saja, para aktifis HAM Papua, yang sehari –harinya bergelut dengan Human Rights Defender (HRD), juga menerima terror sms yang mengancam jiwa mereka, sehingga membuat repot aparat kepolisian kita.
Dipertengahan September lalu, Mabes Polda Papua yang terletak di Jl Sam Ratulangi APO – Jayapura didatangi para aktifis HAM Papua. Kunjungan mereka ke Polda itu untuk melaporkan pengancaman dan terror atas diri Pastor John Djonga Pr.
Pater John sehari – harinya menjalani tugas pastoralnya di Paroki St Michael Waris Dekenat Keerom sebagai pastor paroki. Pater John merasa dirinya diintimidasi oleh Danpos Kopassus Lettu Usman di Pos Banda.
Sebelum Pater John, aksi terror dan intimidasi juga dialami Ketua Komnas HAM Albert Rumbekwan. Bahkan di peneror menurut kisah Albert sudah berani masuk kedalam rumahnya disaat lampu padam.
Lantas bagaimana tanggapan dari orang nomor satu di Polda Papua, atas rangkaian isu –isu ini. “Jangan terpancing, karena ini hanya kerjaan orang iseng saja,”kata kapolda Papua Irjen Pol Max D Aer.
Sebagai orang nomor satu di jajaran Polda Papua, Kapolda Max menganggap
terror via sms dan issu yang melanda Papua akhir-akhir ini beredar diberbagai daerah bukan dilakukan secara sistematis, namun ini hanya kerjaan orang iseng saja.
Meski demikian, yang pasti tujuannya menciptakan keresahan ditengah-tengah masyarakat.
Untuk itu kapolda mengharapkan masyarakat jangan mudah terpancing dan terprovokasi apalagi sampai termakan isu – isu menyesatkan seperti ini.
Justru harus waspada dengan issu dan teror tersebut dan harus bertanya sebenarnya ada apa dibalik itu semua. Untuk itu peran para tokoh agama, adat dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyikapi issu dan terror. Jangan malah ikut menjadi pemicu keresahan masyarakat.
Tentunya para penyebar issu dan teror itu tidak menginginkan Papua aman seperti yang terjadi selama ini. Hingga mereka mencoba mengadu domba masyarakat dengan cara seperti itu.
Akibat issu dan teror, beberapa daerah di Papua sempat mencekam, karena termakan issu. Di Wamena gara-gara issue rokok beracun, warga masyarakat bentrok dan merusak kios milik warga pendatang milik Poltak Pangabean. Kebetulan korban Tettina Elokore (korban) membeli rokok di kios miliknya.
Di Dekai ibukota kabupaten Yahukimo Sabtu malam (22/9) warga setempat membakar kios yang kebetulan milik anggota TNI. Warga mencurigai kios ini menjual air mineral beracun, karena saat dipencet botol langsung bocor. Akibat pembakaran ini tiga rumah disamping kios ikut pula terbakar.
Kabupaten Boven Digul ada issu masyarakat keracunan dari minyak goreng dan rokok, warga pun terpancing dan menyerang aparat kepolisian. Kabupaten Fakfak juga beredar issu makanan beracunan yang hampir berbuntut bentrok antar warga.
Sampai –sampai akibat isu ini, Polda Papua melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan mendatangkan peralatan dari Mabes Polri untuk menelusuri issu dan terror via sms yang melanda Papua sekitar tiga minggu belakangan ini. Peralatan dari Mabes Polri itu nantinya, untuk melacak pelaku terror yang sering mengancam dan menerbaskan issu via sms.
Dan hasilnya tampaknya sudah mulai membuahkan hasil, dimana seperti disampaikan oleh pihak Polda bahwa sudah ada dua orang yang sementara ini diperiksa namun belum bisa di buka keterangan mereka kepada masyarakat.
Senada dengan Kapolda, Dir Reskrim Polda Papua Kombes Pol Paulus Waterpauw, juga mengingatkan isu – isu yang ada ini harus dibuat jangan semakin mengkristal dan harus berhenti sampai disini saja..
Waterpauw yang saat kericuhan di Wamena, kebetulan berada di sana , melihat situasi di Papua ini, pihak kepolisian segera mengantisipasi khususnya dari kepala kesatuan masing-masing untuk mengamati dan mengawasi perkembangan situasi.
“Harus ada himbauan tegas dengan pemprov Papua, sebab di masyarakat ini terlalu banyak terjemahannya dan cepat sekali terpancing. Tetapi dari yang saya amati, mereka masih mendengar, pihak – pihak yang sangat dekat dengan mereka seperti orang yang dituakan atau yang lama berada di situ,”ujarnya.
Untuk itu hendaknya jangan sampai ada lagi peristiwa seperti ini lagi. Bila ada isu atau terror tidak perlu dibesar –besarkan sebelum ada pembuktian yang jelas.
Hanya saja pada derajat masyarakat lapisan yang paling bawah, soal isu – isu seperti ini memang agak susah untuk diredam dan tak pernah berhenti, karena dalam kehidupan masyarakat di Papua ini, seperti dalam satu lingkaran kehidupan yang menyatu, sehingga mudah termakan isu.
Maraknya isu dan ancaman by sms ini, membuat Polresta Jayapura langsung mengeluarkan himbauan agar masyarakat jangan mudah terpancing atau terprovokasi dengan issu atau hasutan yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Seperti issu penculikan maupun keracunan makanan.
“Issu penculikan dan keracunan makanan yang kini marak tidaklah benar. Dari pantauan kita sama sekali tidak ada bukti masyarakat keracunan makanan atau sengaja diracuni,’’ ujar kapolresta Jayapura AKBP Robert Djonso.
Sebagai orang nomor satu di bidang kamtibmas jajaran Polresta Jayapura , ia menegaskan jika masyarakat mendapat issu tersebut, lebih baik menanyakannya langsung kepada pihak berwajib. Sebagai polisi, mereka setiap saat siap melayani.
Masyarakat juga, harus terus menjaga toleransi beragama seperti yang terjalin selama ini.
Langganan:
Postingan (Atom)